Ketika berburu mobil bekas, calon pembeli kerap tergiur dengan angka odometer rendah yang dianggap sebagai indikator kondisi kendaraan yang prima. Namun, benarkah odometer rendah selalu menjadi tanda kualitas mobil yang lebih baik?
Menurut para ahli otomotif, angka pada odometer tidak selalu mencerminkan kondisi mesin atau kualitas mobil secara keseluruhan. Mobil dengan odometer rendah pun bisa bermasalah jika perawatannya kurang baik.
Selain itu, mobil yang jarang digunakan justru berpotensi mengalami masalah pada komponen tertentu, seperti aki, rem, dan sistem kelistrikan. Hal ini karena komponen-komponen tersebut dapat aus atau mengalami korosi jika tidak digunakan dalam waktu lama.
Yang lebih mengkhawatirkan, ada saja penjual mobil bekas yang tak bertanggung jawab yang memanipulasi angka odometer agar mobil terlihat lebih menarik bagi pembeli. Kasus seperti ini kerap terjadi dan merugikan konsumen.
Untuk menghindari tergiur odometer palsu, calon pembeli mobil bekas sebaiknya tidak hanya berfokus pada angka tersebut. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Riwayat Servis: Periksa riwayat servis dan perawatan kendaraan untuk mengetahui apakah rutin diservis atau pernah mengalami kerusakan sebelumnya.
- Inspeksi Fisik: Lakukan inspeksi fisik menyeluruh pada kendaraan, termasuk kondisi mesin, kaki-kaki, dan interior. Carilah tanda-tanda keausan atau kerusakan yang tidak wajar.
- Komponen Lain: Perhatikan juga komponen lain di luar odometer, seperti kondisi ban, lampu, dan sistem AC. Komponen yang terawat dengan baik menunjukkan perawatan kendaraan yang baik secara keseluruhan.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, calon pembeli dapat lebih bijak dalam memilih mobil bekas yang benar-benar berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan. Jangan tergiur oleh angka odometer rendah semata, karena bisa jadi itu perangkap yang merugikan.