Industri otomotif Indonesia tengah menghadapi penurunan penjualan mobil. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bahkan merevisi target penjualan mobil di tahun 2024 menjadi 850 ribu unit, turun drastis dari target awal 1,1 juta unit.
Penurunan penjualan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, diantaranya stagnansi ekonomi dan kenaikan harga bahan bakar. Kondisi ini membuat masyarakat berpikir dua kali untuk membeli mobil baru.
Namun, di tengah tren penurunan penjualan tersebut, ada satu pabrikan yang justru berani melawan arus. Subaru Indonesia, yang fokus menjual mobil hobi dan bermain di segmen niche, mengaku tidak merevisi target penjualan mereka. Bahkan, mereka mengklaim mengalami kenaikan penjualan yang signifikan.
"Dari awal tahun kita punya target dari yang udah kita sepakati dengan Subaru Corporation Jepang dengan kami Subaru Indonesia kita tidak pernah melakukan revisi target," ujar Arie Christopher, CEO Subaru Indonesia.
Menurut Arie, rahasia Subaru tidak menurunkan target penjualan adalah karena segmen penjualan mereka yang cukup spesial. Subaru menargetkan konsumen yang mencari mobil dengan performa tinggi dan pengalaman berkendara yang menyenangkan.
"Ya balik lagi sih sebetulnya kalau Subaru kan memang niece market ya, niece market dan itu yang memang membedakan kita dengan brand lain," papar Arie.
Bukti dari kesuksesan Subaru melawan tren penurunan penjualan adalah kenaikan penjualan retail mereka sebesar 37,2% pada periode Januari-September 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Mobil yang paling laris dari Subaru adalah Crosstrek, diikuti oleh Forester dan BRZ.
Fenomena Subaru ini membuktikan bahwa dalam industri yang sedang mengalami penurunan, fokus pada segmen pasar yang spesifik dan memberikan pengalaman pelanggan yang berbeda dapat menjadi kunci keberhasilan. Dengan tetap menjaga kualitas produk dan memberikan layanan terbaik, Subaru mampu menarik hati konsumen yang mencari alternatif yang unik dan berkualitas tinggi.