Kualitas bahan bakar minyak (BBM) menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi performa kendaraan bermotor, khususnya mobil. Salah satu indikator kualitas BBM adalah nilai oktan, terutama untuk jenis bensin. Semakin tinggi nilai oktan, semakin baik pula kualitas BBM.

Selain nilai oktan, kandungan sulfur juga menjadi penentu kualitas BBM. Sulfur merupakan residu yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak. Kandungan sulfur yang tinggi dapat menyebabkan pembentukan kerak karbon pada ruang bakar, yang pada akhirnya dapat mengganggu performa mesin.

Meski nilai oktan dan kandungan sulfur merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas BBM, namun keduanya memiliki peran yang berbeda dalam mempengaruhi performa mesin. Value oktan lebih berpengaruh pada respons bensin terhadap pembakaran. Sedangkan kandungan sulfur lebih berkaitan dengan pembentukan kerak karbon dalam jangka panjang.

Menurut Hardi Wibowo, pemilik bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta, penggunaan BBM dengan nilai oktan yang sesuai dengan spesifikasi mesin sangat penting untuk menjaga performa kendaraan. "Antara bensin RON 90 dan 92 hasilnya berbeda. Pemakaian bensin RON 92 lebih sesuai dengan kebanyakan spesifikasi mesin mobil modern," ujar Hardi.

Mesin mobil modern umumnya memiliki angka kompresi yang tinggi untuk meningkatkan performa. Namun, penggunaan BBM dengan nilai oktan yang terlalu rendah dapat menyebabkan gejala ngelitik atau kehilangan tenaga. Hal ini terjadi karena bensin dengan nilai oktan rendah lebih mudah terbakar, sehingga dapat meledak sebelum waktu yang tepat.

Sebaliknya, penggunaan BBM dengan nilai oktan sesuai kebutuhan mesin dapat menghasilkan pembakaran lebih sempurna dan meningkatkan tenaga mesin. "Proses pembakaran yang tak sempurna karena penggunaan BBM dengan nilai oktan terlalu rendah dapat mempengaruhi performa mesin dalam jangka panjang," tambah Hardi.

Selain nilai oktan, kandungan sulfur juga perlu diperhatikan. Kandungan sulfur yang tinggi dapat mempercepat penumpukan kerak karbon pada ruang bakar. Kerak karbon ini dapat menghambat pembakaran, sehingga dapat menurunkan performa mesin dan meningkatkan konsumsi bahan bakar.

Berdasarkan standar internasional, batas maksimum kandungan sulfur untuk BBM jenis Pertalite dan Pertamax 92 adalah 50 ppm. Sementara untuk di Indonesia, batas maksimum kandungan sulfur masih cukup tinggi, yaitu 400 ppm untuk Pertalite dan 500 ppm untuk Pertamax 92.

Dengan demikian, penggunaan BBM berkualitas dengan nilai oktan dan kandungan sulfur yang sesuai spesifikasi kendaraan sangat penting untuk menjaga performa mesin dan mengoptimalkan konsumsi bahan bakar. Oleh karena itu, disarankan untuk selalu mengisi bahan bakar di SPBU terpercaya dan memilih BBM yang sesuai dengan kebutuhan kendaraan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini