Perilaku pengendara sepeda motor melawan arus lalu lintas telah menjadi pemandangan yang semakin umum di jalanan kota. Tindakan nekat ini tidak hanya melanggar aturan, tetapi juga menjadi penyebab utama kecelakaan dan memperparah kemacetan.
Dampak dari kebiasaan buruk ini telah membuat masyarakat resah. Pasalnya, risiko kecelakaan semakin tinggi akibat ulah pengendara yang asal menerobos jalur berlawanan arah.
Ahli keselamatan berkendara, Agus Sani, menjelaskan bahwa melawan arus sangat berbahaya bagi semua pengguna jalan. "Meskipun hanya sedikit melawan arus, pengendara tetap merugikan orang lain karena satu jalur otomatis diambil," terangnya.
Selain membahayakan keselamatan, melawan arus juga mengacaukan arus lalu lintas. Pengendara yang melaju dari arah berlawanan akan kesulitan menghindari tabrakan, sehingga meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan.
Perilaku serupa juga sering terlihat pada pengendara yang berhenti melebihi marka jalan di lampu merah. Tindakan ini menghalangi pejalan kaki yang ingin melintas dan dapat memicu kecelakaan. Pengendara yang melanggar marka sering kali memanfaatkan situasi untuk perlahan menerobos lampu merah, yang hanya memperburuk kondisi lalu lintas.
Agus menegaskan bahwa perilaku melanggar arus dan marka jalan bukan hanya merugikan pengendara lain, tetapi juga berpotensi menular kepada pengguna jalan lainnya. "Hal ini tentu akan menciptakan kekacauan dan ketidakamanan di jalan," ujarnya.
Untuk menciptakan kondisi jalan yang lebih aman, Agus mengimbau agar setiap pengendara mengedepankan keselamatan dalam berkendara dan mematuhi aturan lalu lintas. Kesadaran akan bahaya melawan arus dan marka jalan harus ditanamkan dalam diri setiap pengendara agar dapat berkontribusi dalam mengurangi risiko kecelakaan di jalan raya.