Di dunia otomotif, terdapat perdebatan abadi mengenai ketahanan transmisi manual versus otomatis. Secara umum, mobil dengan transmisi manual dipercayai lebih awet dan tangguh. Namun, sebuah perspektif baru yang mengejutkan telah muncul, menentang anggapan tersebut.
Dalam sebuah wawancara eksklusif, Freddy Karya, Supervisor Dokter Mobil (Domo) Transmisi, mengungkap sebuah kesaksian luar biasa yang menantang mitos tentang keunggulan transmisi manual. Freddy menceritakan kisah mobil Innova diesel 2011 (AT) di Surabaya yang telah menempuh jarak lebih dari 680.000 km tanpa pernah melakukan perbaikan pada transmisi matiknya.
"Ini membuktikan bahwa mobil matik itu awet sekali," ujar Freddy. "Mobil ini digunakan untuk perjalanan jauh secara rutin, dan transmisi matiknya masih berfungsi dengan baik."
Berdasarkan perhitungan tersebut, Freddy memperkirakan bahwa ketahanan komponen transmisi matik bisa mencapai tiga kali lipat lebih kuat daripada transmisi manual. "Jika transmisi manual biasanya diganti kopling 3-4 kali dalam jarak tempuh yang sama, transmisi matik menunjukkan ketahanan yang mengesankan," tuturnya.
Sementara itu, untuk transmisi matik tipe CVT (Continuously Variable Transmission), Freddy mengaku belum menemukan kasus yang mencapai jarak tempuh setinggi Innova yang disebutkan sebelumnya. Namun, ia pernah menemukan CVT dengan jarak tempuh hingga 200.000 km yang belum pernah dibongkar atau diperbaiki.
"Yang penting untuk diingat adalah perawatan rutin, seperti penggantian oli matik secara berkala," tegas Freddy. "Hal ini dapat menjaga performa dan ketahanan transmisi matik dalam jangka panjang."
Kesimpulannya, anggapan bahwa mobil manual lebih awet daripada mobil dengan transmisi otomatis tidak sepenuhnya benar. Transmisi matik modern telah membuktikan ketahanannya yang luar biasa, terutama dengan perawatan dan penggunaan yang tepat. Saat mempertimbangkan pilihan transmisi, pemahaman yang komprehensif tentang keunggulan dan kelemahan masing-masing jenis menjadi sangat penting.