Dalam industri otomotif, jarang sekali mendengar seorang CEO perusahaan mobil memuji produk buatan merek lain. Namun, Jim Farley, Chief Executive Officer (CEO) Ford global, justru menunjukkan sikap berbeda dengan mengaku mengendarai dan terkesan dengan mobil listrik buatan Xiaomi.
Pengakuan mengejutkan ini diungkapkan Farley dalam program siniar "Fully Charged" yang dipandu Robert Llewellyn. Farley mengungkapkan bahwa ia telah mengendarai Xiaomi SU7, mobil listrik buatan China, selama enam bulan dan hingga saat ini ia masih enggan untuk berhenti mengendarainya.
"Saya tidak suka membicarakan persaingan secara berlebihan. Tapi jujur saja, saya mengendarai mobil listrik Xiaomi," ujar Farley.
Pernyataan Farley ini sontak membuat Llewellyn terkejut. Ia merasa tidak percaya seorang CEO perusahaan mobil justru mengendarai dan memuji produk kompetitor.
"Wow! Itu pernyataan luar biasa yang bisa Anda katakan, kan? Tapi saya mengerti alasannya. Anda merasakan sendiri (mobilnya)," respons Llewellyn setengah tak percaya.
Farley sangat terkesan dengan mobil listrik Xiaomi SU7, terutama soal penjualannya yang sangat fantastis. Menurutnya, brand teknologi asal China seperti Xiaomi dan Huawei selangkah lebih maju ketimbang brand asal Amerika Serikat seperti Apple.
"Itu sangat fantastis, mereka menjual 10-20 ribu unit per bulan dan sudah sold out dalam waktu enam bulan. Itu merupakan industri raksasa dan lebih besar dari sekadar perusahaan mobil," kata dia.
Sebagai catatan, Xiaomi SU7 merupakan mobil listrik yang meluncur di China tahun lalu. Namun, kendaraan tersebut telah dikembangkan sejak 2020 dan melibatkan desainer ternama seperti Li Tianyuan yang pernah bekerja di BMW dan James Qiu yang lama di Mercedes-Benz.
Di China, Xiaomi SU7 tersedia dalam tiga varian berbeda, yakni Standard, Pro, dan Max. Sementara harganya mulai dari 215.900 yuan atau setara dengan Rp 470 jutaan di Indonesia.
Pengakuan Farley ini menunjukkan bahwa industri otomotif global sedang mengalami perubahan. Produsen mobil asal China seperti Xiaomi dan Huawei terus berinovasi dan menghasilkan produk berkualitas tinggi yang mampu bersaing dengan produk dari brand ternama seperti Apple.
Hal ini juga menjadi bukti bahwa konsumen di seluruh dunia mulai lebih terbuka terhadap produk-produk dari China. Produk asal China tidak lagi dianggap sebagai produk murahan, tetapi sebagai produk berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau.