Jakarta – Transmisi matik merupakan komponen penting dalam sebuah mobil. Di dalam transmisi matik, terdapat komponen elektrikal yang disebut selenoid yang berperan krusial dalam mengendalikan aliran fluida atau oli.

Menurut Freddy Karya, supervisor Dokter Mobil (Domo) Transmisi di Kelapa Gading, Jakarta Utara, terdapat dua faktor utama yang dapat menyebabkan selenoid melemah, yaitu usia dan jarak tempuh mobil.

"Faktor usia dan jarak tempuh sangat berpengaruh pada kesehatan selenoid," ujar Freddy.

Selain itu, cara penggunaan dan perawatan mobil juga dapat mempercepat melemahnya selenoid. Oleh karenanya, penting bagi bengkel untuk mencari tahu latar belakang mobil saat terjadi masalah.

"Tanpa informasi yang memadai, akan sulit untuk mengidentifikasi penyebab masalah," kata Freddy.

Selenoid memiliki peran penting dalam proses perpindahan gigi dan pengaturan tekanan dalam sistem transmisi. Gejala yang ditimbulkan ketika selenoid bermasalah adalah hentakan atau "jedug" pada transmisi, terutama saat mobil sudah panas.

"Gangguan yang dirasakan bisa bervariasi. Beberapa selenoid yang rusak akan memberikan sinyal langsung melalui MID (Multi Information Display), misalnya dengan pesan ‘Transmission need service’. Sementara pada mobil yang tidak memiliki MID, indikatornya bisa berupa lampu kedip," jelas Freddy.

Pelemahan selenoid dapat berdampak buruk pada kinerja transmisi matik. Oleh karena itu, perawatan rutin dan deteksi dini sangat penting untuk menjaga kesehatan selenoid dan memperpanjang usia transmisi matik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini