Pengabaian penggantian oli mesin pada mobil merupakan masalah umum yang sering dilakukan oleh para pemilik kendaraan. Padahal, peran oli mesin sangatlah penting, tidak hanya sebagai pelumas tetapi juga sebagai pembersih, pendingin, dan perapat.
Menjaga kualitas oli mesin sangat penting agar fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan dengan baik. Namun, banyak pemilik mobil yang lalai dan tidak mengganti oli mesin secara teratur, seperti yang terjadi pada pemilik mobil Honda CR-V lansiran 2022.
Akibat kelalaian tersebut, pemilik mobil harus menanggung kerugian hingga Rp120 juta untuk memperbaiki bagian mesinnya. Kejadian ini menjadi peringatan keras bagi para pemilik mobil untuk tidak menyepelekan penggantian oli mesin.
Kepala Bengkel Honda Jakarta Center Denny Sulistyo menjelaskan, kerusakan akibat terlambat mengganti oli mesin bergantung pada kondisi kendaraan. "Jika mobil sudah lama tidak diganti oli dalam posisi diam, masih bisa dibersihkan saja. Tetapi jika dibawa jalan dan sampai mogok, baru perlu dicek untuk mengetahui komponen yang rusak," ujar Denny.
Denny menambahkan, saran penggantian oli yang diberikan oleh teknisi bengkel sudah tepat. Untuk mobil non-turbo, penggantian oli disarankan setiap 6 bulan atau 10.000 kilometer. Sedangkan untuk mobil bermesin turbo, selain ketentuan di atas, biasanya terdapat indikator oil life yang memberikan informasi waktu penggantian oli mesin.
Oleh karena itu, para pemilik mobil diimbau untuk memperhatikan jadwal penggantian oli mesin sesuai rekomendasi pabrikan. Mengabaikan penggantian oli mesin tidak hanya dapat merusak mesin, tetapi juga dapat menimbulkan kerugian finansial yang besar. Jadi, jangan sepelekan peran oli mesin dan pastikan untuk menggantinya secara teratur.