Jakarta, – Honda Brio Satya berhasil mempertahankan posisi sebagai raja di pasar Kendaraan Bermotor Hemat Bahan Bakar dan Harga Terjangkau (KBH2) atau Low Cost Green Car (LCGC) di Indonesia pada September 2024.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Brio Satya mencatatkan lonjakan penjualan hingga 11,5 persen secara bulanan, yakni dari 4.000 unit menjadi 4.451 unit.
Pencapaian ini menggeser Daihatsu Sigra yang telah menduduki takhta selama delapan bulan berturut-turut. Sigra mengalami penurunan penjualan dari 4.905 unit ke 3.945 unit pada periode yang sama.
Penurunan penjualan juga terjadi pada beberapa mobil murah lainnya, seperti Toyota Calya, Daihatsu Ayla, dan Toyota Agya. Namun, perubahan ini tidak mengubah peta persaingan secara signifikan.
Meskipun demikian, penurunan penjualan pada beberapa model mengakibatkan kontraksi pada pasar LCGC secara keseluruhan sebesar 0,9 persen, dari 14.809 unit pada Agustus 2024 menjadi 14.673 unit pada September 2024.
LCGC sendiri merupakan segmen kendaraan roda empat atau lebih terbesar di Indonesia, dengan kontribusi mencapai 20 persen. Hal ini menunjukkan potensi pasar mobil murah yang masih tinggi di Tanah Air.
Dalam situasi persaingan yang ketat ini, Honda Brio Satya berhasil menjaga keunggulannya berkat beberapa faktor, di antaranya:
- Efisiensi Bahan Bakar: Brio Satya dikenal sebagai mobil yang irit bahan bakar, sehingga dapat menghemat pengeluaran penggunanya.
- Harga Terjangkau: Dibandingkan dengan mobil sekelasnya, Brio Satya memiliki harga yang relatif terjangkau, sehingga dapat diakses oleh lebih banyak konsumen.
- Reputasi Merek: Honda sebagai merek otomotif ternama memiliki reputasi yang baik di kalangan masyarakat, sehingga produknya mendapat kepercayaan konsumen.
- Fitur dan Kenyamanan: Brio Satya hadir dengan berbagai fitur dan kenyamanan, seperti sistem audio, AC, dan jok yang empuk.
Dominasi Brio Satya di pasar LCGC menunjukkan bahwa konsumen Indonesia masih mencari mobil murah yang efisien, terjangkau, dan berkualitas. Ke depannya, persaingan di segmen ini diperkirakan akan semakin ketat, seiring dengan masuknya pemain baru dan inovasi teknologi pada mobil murah.