Pemerintah Indonesia sangat gencar dalam mempromosikan mobil listrik demi mengurangi polusi udara. Namun, dukungan serupa belum diberikan pada mobil hybrid, padahal jenis kendaraan ini juga mampu menekan emisi gas buang.
Data menunjukkan bahwa penjualan mobil hybrid di Indonesia mengalami peningkatan signifikan, yaitu sebesar 43,1% dari 17.305 unit pada 2023 menjadi 24.775 unit pada semester I 2024. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia mulai sadar akan pentingnya kendaraan ramah lingkungan.
Salah satu produsen mobil yang siap memasarkan mobil hybrid di Indonesia adalah PT Chery Sales Indonesia (CSI). Namun, mereka masih menunggu arahan dan dukungan kebijakan dari pemerintah.
"Kalau hybrid, Chery sudah punya produknya, canggih. Kami juga siap bawa ke Indonesia. Tapi lagi tunggu, mungkin arahan dari pemerintah," ungkap Assistant President Director CSI Zeng Shuo.
Menurut Shuo, dukungan pemerintah sangat diperlukan karena mobil hybrid merupakan segmen baru yang membutuhkan sosialisasi dan insentif. Insentif fiskal dan non-fiskal, seperti pembebasan ganjil-genap yang diberikan pada mobil listrik, juga dapat diterapkan pada mobil hybrid.
"Perlu support policy, karena itu segmen baru juga. Saya pikir harus ada kebijakan yang perlu support," imbuh Shuo.
Chery sebagai perusahaan yang fokus pada pengembangan teknologi ramah lingkungan percaya bahwa perluasan elektrifikasi, seperti mobil hybrid, dapat membantu mengurangi emisi dan meningkatkan pengalaman berkendara.
CSI juga berencana memasarkan Tiggo 8 dengan teknologi elektrifikasi, baik berupa PHEV (plug-in hybrid electric vehicle) maupun hybrid. Hal ini menunjukkan komitmen Chery dalam menyediakan pilihan kendaraan ramah lingkungan bagi masyarakat Indonesia.
Dukungan pemerintah terhadap mobil hybrid sangat penting untuk menciptakan udara yang lebih sehat bagi masyarakat Indonesia. Dengan memberikan insentif dan kebijakan yang tepat, pemerintah dapat mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.