Jakarta, – Industri otomotif kembali digegerkan dengan kabar penangguhan produksi Fiat 500e, mobil listrik andalan raksasa otomotif Stellantis. Keputusan ini diambil karena lemahnya permintaan pasar.

Lemahnya Permintaan, Dampak Regulasi dan Kompetisi

Menurut Stellantis, penangguhan produksi dikarenakan kurangnya pesanan yang disebabkan oleh kesulitan yang dialami produsen listrik di Eropa, termasuk Fiat. Situasi diperparah dengan undang-undang keamanan siber baru yang menghentikan produksi Fiat 500 bertenaga pembakaran di Eropa.

Selain itu, Fiat 500e menghadapi persaingan ketat di pasar mobil listrik. Di Amerika Serikat, 500e memiliki jangkauan hanya 239 km dengan harga Rp 500 jutaan. Sementara itu, Hyundai Kona EV menawarkan ruang lebih luas dan jangkauan lebih jauh dengan harga yang sama.

Investasi Berkelanjutan dan Masa Depan yang Tidak Jelas

Meski produksi ditangguhkan, Stellantis tidak menyerah. Perusahaan berencana menginvestasikan US$ 111 juta untuk mengembangkan baterai berkinerja tinggi bagi 500e yang diharapkan meningkatkan jangkauan dan tenaga.

Sementara itu, CEO Stellantis Carlos Tavares akan memberikan penjelasan terkait masa depan produksi Fiat di Italia kepada komite parlemen. Situasi otomotif internasional yang kompleks menuntut respons cepat dari produsen.

Surutnya Era Mobil Listrik?

Penghentian produksi Fiat 500e menimbulkan pertanyaan apakah era mobil listrik telah memasuki masa surut. Lemahnya permintaan, peraturan yang ketat, dan persaingan yang ketat menjadi tantangan besar bagi produsen listrik.

Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah ini adalah tanda awal surutnya era mobil listrik. Namun, jelas bahwa industri ini menghadapi rintangan yang signifikan yang perlu segera diatasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini