Jakarta, – Memasuki Oktober 2024, beberapa pabrikan otomotif kembali menyesuaikan harga skutik murah berkapasitas mesin 110-125 cc. Yamaha menjadi pabrikan terbaru yang menaikkan harga produknya, menyusul Honda, Suzuki, dan TVS.
Yamaha
Produk Yamaha yang mengalami kenaikan harga paling signifikan adalah Fazzio Lux, dengan selisih hingga Rp 605.000 menjadi Rp 23,955 juta. Sementara itu, Fazzio Neo mengalami kenaikan harga Rp 555.000 menjadi Rp 23,255 juta.
Model skutik murah lainnya dari Yamaha juga mengalami kenaikan harga rata-rata Rp 155.000, seperti Gear 125, Freego 125, X-Ride 125, dan Mio M3 125.
Suzuki
Suzuki juga telah menaikkan harga skutik murahnya sejak September 2024. Nex II mengalami kenaikan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 283.000 hingga Rp 360.000.
Sementara itu, skutik Address mengalami kenaikan harga yang lebih signifikan, berkisar antara Rp 82.000 hingga Rp 411.500. Ini adalah kenaikan harga kedua untuk skutik murah Suzuki dalam tahun 2024.
Honda
Honda telah menaikkan harga skutik murahnya pada bulan Juli lalu. Genio dan Scoopy mengalami kenaikan harga sekitar Rp 100.000, sedangkan Vario 125 naik Rp 200.000. BeAT juga telah mengalami kenaikan harga pada bulan Juni bersamaan dengan peluncuran model barunya.
TVS
TVS juga telah menyesuaikan harga skutik murahnya pada bulan Juli 2024. Beberapa model yang mengalami kenaikan harga antara lain Dazz, Callisto, Ntorq, dan XL100.
Dampak Kenaikan Harga
Kenaikan harga skutik murah ini tentu berdampak pada pasar otomotif roda dua. Bagi konsumen, kenaikan harga ini dapat mempengaruhi daya beli mereka. Beberapa konsumen mungkin terpaksa menunda atau membatalkan pembelian skutik murah.
Di sisi lain, kenaikan harga juga dapat memberikan keuntungan bagi pabrikan otomotif. Pabrikan dapat meningkatkan margin keuntungan mereka atau mengalihkan kenaikan biaya produksi ke konsumen.
Kesimpulan
Kenaikan harga skutik murah berkapasitas 110-125 cc pada bulan Oktober 2024 merupakan tren yang mengkhawatirkan bagi konsumen. Kenaikan harga ini dapat berdampak negatif pada daya beli konsumen dan menghambat pertumbuhan industri otomotif roda dua.