Musim hujan telah tiba di beberapa wilayah Indonesia. Bagi pengendara, kondisi ini menuntut kewaspadaan ekstra, terutama dalam memastikan kondisi kendaraan prima. Salah satu aspek penting yang patut diperhatikan adalah kondisi ban.
Saat kondisi jalan basah, performa ban menjadi sangat krusial. Berikut beberapa aspek kondisi ban yang perlu diperhatikan sebelum berkendara di musim hujan:
Kedalaman Alur Ban
Pastikan sisa tinggi telapak ban masih di atas tanda TWI (tread wear indicator). Tanda ini biasanya berupa segitiga kecil yang terukir pada alur telapak. Untuk mobil penumpang, TWI minimum adalah 1,6 mm dari dasar. Kedalaman alur ban yang memadai akan memastikan cengkeraman yang baik pada permukaan jalan yang basah.
Tekanan Angin Ban
Sesuaikan tekanan angin ban dengan rekomendasi pabrik. Tekanan angin yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mengurangi kemampuan ban dalam mengusir air dan meningkatkan risiko aquaplaning.
Beban Muatan
Hindari membawa beban muatan yang melebihi kapasitas kendaraan. Berat berlebih dapat membuat ban bekerja lebih keras dan mengurangi traksinya pada jalan basah.
Teknik Berkendara
Saat berkendara di jalan basah, kurangi kecepatan dan hindari melibas genangan air dengan cepat. Aquaplaning dapat terjadi ketika ban kehilangan kontak dengan permukaan jalan akibat terlalu banyak air di alur ban.
Selain aspek di atas, pengemudi juga perlu memeriksa adanya kerusakan pada ban, seperti kebocoran, sobekan, atau luka. Jika ditemukan kerusakan, segera lakukan penambalan untuk mencegah masalah yang lebih besar.
Dengan memperhatikan kondisi ban dan menerapkan teknik berkendara yang aman, pengendara dapat meminimalkan risiko kecelakaan dan menikmati perjalanan yang nyaman di musim hujan.