Nissan Teana, sedan mewah asal Jepang, telah menjadi pilihan populer di pasar mobil bekas Indonesia berkat mesinnya yang bertenaga dan fitur kenyamanan yang mumpuni. Namun, di balik keunggulan tersebut, terdapat penyakit umum yang perlu diperhatikan calon pembeli, khususnya pada mesin V6.
Mesin V6 pada Teana bekas dikenal dengan performanya yang tinggi dan suara putaran mesin yang khas. Namun, seiring pemakaian waktu, mesin ini dapat mengalami kebocoran oli pada sambungan-sambungan mesin.
"Karena usia mobil yang sudah cukup tua, sealant pada sambungan mesin cenderung mengeras dan menyebabkan kebocoran," ujar Hari Wibowo, pemilik Aha Motor Yogyakarta.
Ruang mesin pada Teana dengan mesin V6 sangat padat, sehingga menyulitkan pemeriksaan kebocoran oli secara manual. "Untuk memeriksanya, kita bisa menggunakan kamera ponsel dan merekam setiap area sambungan mesin, seperti timing chain cover, oil pan, cylinder head, dan rocker cover," saran Hardi.
Perbaikan kebocoran oli pada mesin V6 Teana juga memerlukan usaha yang lebih banyak. "Bahkan, terkadang mesin perlu diturunkan agar perbaikan lebih efektif," tambahnya.
Selain kebocoran oli, mesin V6 pada Teana juga memiliki potensi masalah pada auto tensioner. Komponen ini berfungsi mengatur kekencangan drive belt secara otomatis saat mesin berputar.
"Tensioner ini bisa macet, dan cara memeriksanya adalah dengan memberikan beban maksimum pada mesin," jelas Hardi. "Nyalakan AC, masukkan transmisi ke posisi D, injak pedal rem sepenuhnya, nyalakan lampu, lalu putar kemudi beberapa kali."
Jika muncul bunyi keras saat melakukan langkah-langkah tersebut, maka tensioner tidak bekerja dengan baik. Sebaliknya, jika tidak ada perubahan suara yang signifikan, tensioner masih dalam kondisi baik.
Calon pembeli Nissan Teana bekas perlu waspada terhadap penyakit umum pada mesin V6 ini. Dengan memeriksa area sambungan mesin dan menguji auto tensioner, pembeli dapat mengurangi risiko membeli unit dengan masalah mesin yang serius.
