Meski penggunaan mobil listrik terus meningkat, pasar mobil listrik bekas di Indonesia masih belum terbentuk. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam mendorong elektrifikasi transportasi di Tanah Air.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, belum terbentuknya pasar ini disebabkan oleh tren mobil listrik yang masih relatif baru. Hal ini membuat pemilik mobil listrik masih dalam tahap "bulan madu" dan belum mempertimbangkan untuk menjual kendaraannya dalam waktu dekat.
Selain itu, salah satu tantangan utama di pasar mobil listrik bekas adalah penurunan usia baterai. Baterai merupakan komponen penting pada mobil listrik yang menentukan daya jangkau dan performa kendaraan. Seiring waktu, kapasitas baterai akan berkurang secara bertahap, yang dapat mengurangi nilai jual mobil listrik bekas.
Namun, Sekertaris Jenderal Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Tenggono Chuandra Phoa, menilai bahwa penurunan kapasitas baterai tidak terjadi secara cepat. Berdasarkan data, penurunan usia baterai tidak akan signifikan hingga 8-10 tahun penggunaan. Bahkan, banyak perusahaan yang berani memberikan garansi baterai hingga 8 tahun.
Dengan demikian, nilai jual mobil listrik bekas tidak akan anjlok secara drastis seperti yang dikhawatirkan. Justru, dengan masa pakai baterai yang relatif lama, mobil listrik bekas dapat menjadi pilihan alternatif yang lebih terjangkau bagi masyarakat yang ingin beralih ke kendaraan ramah lingkungan.
Ke depan, perkembangan pasar mobil listrik bekas di Indonesia sangat bergantung pada beberapa faktor, di antaranya:
- Peningkatan permintaan mobil listrik baru: Semakin banyak mobil listrik yang terjual, akan semakin banyak pasokan mobil listrik bekas di masa depan.
- Kepercayaan konsumen: Konsumen perlu diberikan edukasi dan jaminan mengenai masa pakai baterai mobil listrik agar mereka lebih percaya diri membeli mobil listrik bekas.
- Kebijakan pemerintah: Pemerintah dapat memberikan insentif atau kebijakan yang mendukung pengembangan pasar mobil listrik bekas, misalnya dengan menetapkan standar kualitas dan memberikan subsidi untuk pembelian kendaraan bekas.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, pasar mobil listrik bekas di Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini akan semakin mendorong elektrifikasi transportasi dan mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.