Kecelakaan tragis bus di Pati, Jawa Tengah, baru-baru ini menyoroti kembali kebiasaan berbahaya yang sudah membudaya di jalanan Indonesia: ngeblong. Aksi menyusuri jalur berlawanan ini sering dilakukan para sopir bus dalam upaya menghemat waktu dan menghindari rasa kantuk.
Namun, seperti yang dibuktikan oleh tragedi Pati, konsekuensi ngeblong sangat mengerikan. Menurut para ahli keselamatan lalu lintas, aksi ini sangat berbahaya karena mengurangi waktu reaksi pengemudi dan meningkatkan risiko tabrakan frontal.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, menegaskan bahwa menggeber kendaraan atau mencari sensasi adrenalin saat ngeblong justru mempercepat kelelahan pengemudi. Ia menambahkan bahwa penegakan hukum yang lemah telah memperkuat kebiasaan negatif ini.
Selain membahayakan penumpang dan pengendara lain, ngeblong juga menimbulkan dampak buruk lainnya. Jalanan menjadi lebih semrawut dan waktu tempuh yang dihemat menjadi tidak sepadan dengan risiko kecelakaan yang ditanggung.