Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong penggunaan bus listrik tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di kota-kota lain di Indonesia. Alasannya, penggunaan transportasi umum ramah lingkungan dapat menekan emisi karbon secara signifikan.

Jakarta telah mengambil langkah progresif dalam mengadopsi bus listrik, sehingga Airlangga berharap daerah lain dapat mengikuti jejak tersebut. "Daerah lain juga bisa segera mengikuti DKI agar penggunaan transportasi massal juga menggunakan mesin listrik," ujarnya.

TransJakarta saat ini mengoperasikan 100 unit bus listrik di wilayah Jabodetabek dan berencana menambah 200 unit lagi sebelum akhir tahun. Selain itu, TransJakarta juga berencana menghentikan pengadaan bus solar secara bertahap mulai akhir tahun ini.

Pentingnya transisi ke bus listrik tidak hanya terbatas pada Jakarta, melainkan seluruh Indonesia. Airlangga menargetkan penurunan emisi karbon Indonesia hingga 34 persen dengan dana pribadi dan 43 persen dengan bantuan internasional.

Sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang emisi karbon terbesar di Indonesia. Untuk mengatasinya, pemerintah mendorong penggunaan biofuel, percepatan mobil listrik, dan mobil hybrid.

Oleh karena itu, perluasan penggunaan bus listrik di berbagai kota di Indonesia bukan hanya solusi untuk mengurangi polusi udara di Jakarta, tetapi juga berkontribusi pada upaya nasional dalam mengurangi emisi karbon dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini