Dalam keseharian, sebagian besar pengemudi memiliki kebiasaan memanaskan mesin mobil terlebih dahulu sebelum berkendara. Alasannya beragam, mulai dari membantu mengurangi kerusakan mesin, mengisi daya aki, hingga mengecek kondisinya.
Meski bermanfaat, memanaskan mobil tidak boleh dilakukan sembarangan. Terlalu lama memanaskan mobil justru dapat menimbulkan dampak buruk yang merugikan lingkungan dan kendaraan itu sendiri.
Dampak Negatif pada Lingkungan
Proses pembakaran bahan bakar saat memanaskan mobil menghasilkan emisi karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NOx). Emisi ini berkontribusi pada polusi udara yang semakin parah, terutama di daerah perkotaan.
Selain itu, memanaskan mobil terlalu lama menyebabkan pembakaran tidak sempurna di ruang bakar. Akibatnya, sisa bahan bakar menempel pada dinding silinder dan menghambat kerja pelumas mesin.
Merusak Mesin dan Boros Bahan Bakar
Gas buang mesin mobil mengandung uap air. Bila kendaraan dibiarkan idle terlalu lama, uap air akan berkumpul di pipa knalpot dan mempercepat proses pembentukan karat.
Selain itu, mesin yang terus menyala saat mobil dipanaskan akan mengonsumsi bahan bakar secara percuma. Kondisi ini sama seperti saat mobil terjebak kemacetan, yang tentu saja akan membuat konsumsi bahan bakar semakin boros.
Waktu Ideal Memanaskan Mobil
Untuk jenis mobil biasa, waktu yang tepat untuk memanaskan mesin adalah 10-15 menit. Sementara untuk mobil yang sudah menggunakan teknologi injeksi, waktu memanaskan mobil hanya 30 detik sampai 1 menit.
Cara mengetahui kesiapan mesin adalah dengan melihat indikator temperatur mesin. Jika jarum temperatur telah naik perlahan ke posisi tengah, itu artinya mesin sudah siap digunakan.
Kesimpulan
Memanaskan mobil sebelum berkendara memang bermanfaat. Namun, perlu diingat bahwa memanaskan mobil terlalu lama justru dapat menimbulkan dampak buruk. Dengan memanaskan mesin dalam durasi yang tepat, kita dapat menjaga lingkungan tetap bersih, mencegah kerusakan mesin, dan menghemat bahan bakar.
