Penurunan daya beli masyarakat Indonesia berdampak pada menurunnya penjualan mobil. Namun, di tengah kondisi ini, Toyota justru mengalami peningkatan penjualan.
Chief Marketing Auto2000 Yagimin mengungkapkan, konsumen kini lebih cermat dalam membeli mobil. Pertimbangan utama yang menjadi perhatian adalah reputasi merek, layanan purna jual yang terjamin, dan nilai jual kembali yang tinggi.
"Konsumen Indonesia cenderung membeli mobil tidak hanya untuk kebutuhan transportasi, tetapi juga sebagai investasi. Mereka memilih produk yang lebih aman dan memiliki reputasi baik," jelas Yagimin.
Mobil-mobil Toyota, kata Yagimin, sudah memiliki reputasi yang bagus di pasar Indonesia. Jaringan layanan purnajual yang luas dan tersebar di seluruh wilayah menjadi nilai tambah tersendiri bagi konsumen.
"Beruntung di sini, Toyota cukup kuat, secara reputasi maupun brand image," tambahnya.
Penurunan penjualan mobil secara keseluruhan tidak terlalu berdampak besar pada Toyota. Pangsa pasar Toyota masih unggul dibandingkan merek-merek lain.
Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy memperkirakan penjualan mobil di Indonesia pada tahun ini tidak akan mencapai 1 juta unit. Ia menargetkan penjualan sekitar 900 ribu unit.
"Kita lihat penjualan sampai Juli, kemudian Agustus meskipun tidak turun tapi masih stabil. Hitung-hitungan kita kayaknya agak sulit mencapai 1 juta, ya harapannya mencapai 900 ribu lah," ungkap Anton.
Kenaikan penjualan Toyota menunjukkan bahwa konsumen Indonesia masih percaya pada reputasi dan layanan yang diberikan oleh pabrikan asal Jepang tersebut. Dalam kondisi daya beli yang menurun, konsumen lebih memilih berinvestasi pada produk yang aman dan memiliki nilai jual kembali yang tinggi, seperti mobil Toyota.