Persatuan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) dengan tegas menolak usulan insentif mobil hybrid di Indonesia. Penolakan tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa alasan mendasar, yang patut menjadi bahan pertimbangan bagi seluruh pihak terkait.
Berseberangan dengan Spirit Hijau
Menurut Periklindo, mobil hybrid masih menggunakan bahan bakar fosil, sehingga tidak sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang hijau. Di sisi lain, pemberian subsidi pemerintah untuk mobil hybrid justru dapat kontraproduktif karena akan memperlambat transisi ke kendaraan listrik yang sepenuhnya bebas emisi.
Pemerintah sendiri telah menargetkan untuk menjadikan Indonesia sebagai hub kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2025. Insentif mobil hybrid justru dapat menghambat pencapaian target tersebut karena memberikan sinyal yang salah kepada masyarakat bahwa kendaraan hibrida adalah solusi jangka panjang yang ramah lingkungan.
Menghindari Beban Kesehatan
Periklindo juga menyoroti potensi dampak kesehatan dari penggunaan mobil hybrid. Kendaraan berbahan bakar fosil, termasuk hybrid, diketahui berkontribusi terhadap polusi udara, yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan seperti penyakit paru-paru. Dengan memberikan insentif kepada mobil hybrid, pemerintah secara tidak langsung mendukung keberlangsungan polusi udara dan beban kesehatan yang ditimbulkannya.
Fokus pada Mobil Listrik
Alih-alih insentif mobil hybrid, Periklindo mendesak pemerintah untuk berfokus pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Ini meliputi pembangunan infrastruktur pengisian daya yang memadai, insentif untuk kendaraan listrik baterai (BEV), dan edukasi masyarakat tentang manfaat kendaraan listrik.
Dengan beralih ke BEV, Indonesia tidak hanya dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga menghemat devisa yang selama ini digunakan untuk impor bahan bakar fosil. Selain itu, pengembangan industri kendaraan listrik juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.
Kesimpulan
Penolakan Periklindo terhadap insentif mobil hybrid merupakan langkah yang tepat untuk memastikan transisi Indonesia yang lebih cepat dan komprehensif menuju kendaraan listrik. Pemerintah perlu mempertimbangkan dengan matang argumen yang dikemukakan Periklindo dan mengalihkan fokusnya pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif.
Dengan begitu, Indonesia dapat mewujudkan visi hijaunya sekaligus menciptakan masa depan yang lebih sehat dan sejahtera bagi seluruh masyarakat.