Jalur Puncak, Bogor, kembali menjadi sorotan karena kemacetan horor yang terjadi saat akhir pekan atau hari libur. Kemacetan yang mengular hingga kilometeran ini tak pelak menimbulkan keluhan dari wisatawan.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor AKP Rizky Guntama mengatakan, penyebab utama macet adalah lonjakan kendaraan yang melebihi kapasitas jalan. "Tercatat, ada sekitar 114.000 kendaraan yang melintas pada hari Minggu kemarin," ungkapnya.

Selain volume kendaraan yang tinggi, faktor lain yang memperparah kemacetan adalah sempitnya jalur dan banyaknya persimpangan. Hal ini menyebabkan kendaraan kerap berhenti dan berjalan tersendat-sendat.

Kemacetan di jalur Puncak tak hanya merugikan wisatawan, tapi juga penduduk lokal yang beraktivitas. Mereka harus rela menghabiskan waktu berjam-jam di jalan hanya untuk menempuh jarak yang relatif dekat.

"Saya biasanya berangkat kerja jam 7 pagi, tapi karena macet jadi sampai kantor jam 10," keluh salah seorang warga, Budi.

Menanggapi keluhan masyarakat, pemerintah daerah setempat telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kemacetan. Di antaranya, menerapkan sistem satu arah pada jam-jam tertentu dan membangun jalan layang.

Namun, solusi jangka panjang masih dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini secara permanen. Salah satu usulan yang mengemuka adalah pembangunan jalan tol alternatif yang menghubungkan Jakarta dengan Puncak.

"Pembangunan tol alternatif bisa menjadi solusi efektif untuk mengurangi tekanan kendaraan di jalur Puncak," ujar pengamat transportasi, Djoko Setijowarno.

Jika jalur alternatif tersebut terealisasi, diharapkan dapat memecah konsentrasi kendaraan dan mengurangi kemacetan di jalur Puncak. Wisatawan pun dapat menikmati perjalanan mereka dengan lebih nyaman dan lancar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini