Kota Solo, yang dikenal sebagai Kota Budaya, menyimpan fenomena unik dalam penjualan mobil. Di tengah jalanan yang ramai, mobil-mobil Daihatsu dari berbagai model berseliweran dengan jumlah yang mencolok. Pertanyaan pun muncul, seberapa laris sebenarnya mobil Daihatsu di kota ini?
Berdasarkan data dari PT Astra International-Daihatsu Sales Operation Jawa Tengah, angka penjualan mobil di Solo berkisar seribu unit per tahun. Daihatsu sendiri menyumbang sekitar 20 persen atau 200 unit dari keseluruhan angka tersebut.
"Market share Daihatsu di Solo mencapai 20 persen, artinya kami menjual sekitar 200-an unit setiap bulannya," ungkap Andrianto Saudin, Area Manager PT Astra International-Daihatsu Sales Operation Jawa Tengah.
Mobil komersial dan LCGC (Low Cost Green Car) menjadi tulang punggung penjualan Daihatsu di Solo. Dua segmen tersebut menyumbang lebih dari setengah dari total penjualan.
"Gran Max terjual sekitar 60 unit per bulan, Sigra 50 unit, dan Ayla 30 unit," ujar Andrianto.
Menariknya, mayoritas konsumen Daihatsu di Solo melakukan pembelian kendaraan melalui skema kredit. Sebanyak 80 persen konsumen mengambil tenor satu hingga tiga tahun dengan uang muka di atas 30 persen.
"Profil pembeli Daihatsu di Solo didominasi oleh pekerja formal, seperti karyawan swasta dan PNS. Mereka menyumbang sekitar 50 persen dari total pembeli," jelas Andrianto.
Selain itu, terjadi penurunan persentase first buyer (pembeli pertama kali) dari 50 persen beberapa tahun lalu menjadi 40 persen saat ini. Fenomena ini menunjukkan bahwa pasar mobil di Solo telah semakin matang.
Kepopuleran Daihatsu di Solo tidak hanya didorong oleh harga yang terjangkau dan fitur yang memadai. Citra positif Daihatsu sebagai merek yang terpercaya dan memiliki layanan purna jual yang baik juga menjadi faktor penarik.
Dengan memahami karakteristik konsumen dan strategi pemasaran yang tepat, Daihatsu terus mempertahankan posisinya sebagai salah satu merek mobil terlaris di Kota Solo.