Jakarta – Tarif tol dalam kota resmi mengalami penyesuaian mulai Minggu (22/9/2024). Kebijakan ini berdampak pada pengguna jalan, khususnya yang rutin melintasi ruas tol Cawang-Tomang-Pluit dan Cawang-Tanjung Priok.

Kenaikan tarif tol berkisar antara Rp 500 hingga Rp 1.500, tergantung jenis kendaraan. Pengguna kendaraan golongan I, yang meliputi mobil pribadi, truk kecil, dan bus, dikenakan tarif Rp 11.000 dari sebelumnya Rp 10.500.

Penyesuaian tarif ini menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, pengguna jalan mengeluhkan beban biaya tambahan. Di sisi lain, pihak pengelola tol berdalih bahwa kenaikan tersebut diperlukan untuk biaya operasional dan perawatan jalan tol.

Namun, kenaikan tarif tol juga menjadi momentum untuk mengevaluasi kebiasaan berkendara dan mencari alternatif transportasi yang lebih hemat. Berikut beberapa alternatif yang dapat dipertimbangkan:

  • Transportasi Umum: Memanfaatkan transportasi umum seperti busway, MRT, atau KRL dapat menjadi pilihan yang lebih ekonomis, terutama untuk perjalanan jarak pendek.
  • Carpooling: Berbagi kendaraan dengan rekan kerja atau tetangga yang searah dapat menghemat biaya bahan bakar dan tol.
  • Berjalan atau Bersepeda: Untuk jarak yang tidak terlalu jauh, berjalan kaki atau bersepeda dapat menjadi alternatif yang sehat dan ramah lingkungan.
  • Kendaraan Listrik: Kendaraan listrik memiliki biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil, termasuk biaya tol yang lebih hemat.

Selain itu, pemerintah perlu mengoptimalkan infrastruktur transportasi umum dan menyediakan insentif bagi pengguna transportasi alternatif. Dengan demikian, kenaikan tarif tol dapat menjadi katalisator untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih berkelanjutan dan efisien di Jakarta.

Penyesuaian tarif tol dalam kota merupakan isu yang kompleks. Pengguna jalan diharapkan bijak dalam menyikapinya dan mencari alternatif transportasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial masing-masing. Dengan begitu, dampak negatif dari kenaikan tarif tol dapat diminimalisir dan terciptalah sistem transportasi yang lebih ramah dan berkelanjutan di Ibu Kota.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini