Pasar mobil listrik di Thailand sedang dilanda gejolak akibat perang harga yang dipicu oleh produsen asal China. Diskon besar-besaran yang diberikan oleh perusahaan seperti BYD telah menimbulkan kekhawatiran dan kekecewaan di kalangan pembeli.

Banyak pemilik mobil listrik di Thailand merasa dirugikan karena nilai kendaraan mereka terjun bebas setelah pembelian. Hal ini disebabkan oleh pemotongan harga yang dilakukan produsen untuk mempertahankan dominasi pasar.

"Saya membeli mobil BYD Atto 3 pada Januari 2023 karena dijanjikan bahwa harganya akan naik setelah subsidi pemerintah berakhir," ungkap Darakorn, salah satu pemilik mobil BYD Atto 3.

"Namun, diskon besar-besaran yang diberikan sekarang membuat nilai mobil saya turun drastis. Saya merasa ditipu," lanjutnya.

Diskon yang ditawarkan BYD untuk SUV Atto 3 mencapai 340.000 baht (sekitar Rp157 juta). Pemotongan harga ini telah menurunkan harga jual kembali kendaraan bagi pemilik saat ini, sehingga banyak yang merasa terjebak.

"Apakah ada orang yang mau membeli mobil jika Anda mengumumkan bahwa harganya akan turun 340.000 baht setahun kemudian?" tanya Darakorn.

Perang harga yang terjadi di pasar mobil listrik Thailand telah menimbulkan ketidakpastian dan kekhawatiran di kalangan pembeli. Banyak yang ragu untuk berinvestasi dalam mobil listrik karena takut mengalami kerugian finansial.

"Saya sebenarnya ingin membeli mobil listrik, tetapi setelah melihat fluktuasi harga yang terjadi, saya jadi ragu," ujar salah satu calon pembeli.

"Saya khawatir nilai mobil akan turun drastis setelah saya beli, dan saya akan rugi besar," imbuhnya.

Ketidakstabilan harga dan penawaran yang tidak konsisten telah merusak kepercayaan konsumen terhadap pasar mobil listrik. Pembeli merasa bingung dan skeptis mengenai masa depan kendaraan listrik, serta nilai jangka panjang dari investasi mereka.

Pemerintah Thailand harus mengambil tindakan untuk menstabilkan pasar mobil listrik dan melindungi konsumen. Subsidi dan insentif harus diberikan secara transparan dan konsisten agar tidak memicu perang harga yang merugikan pembeli.

Produsen mobil listrik juga harus lebih bertanggung jawab dalam menetapkan harga produk mereka. Penurunan harga yang drastis setelah pembelian dapat merusak kepercayaan konsumen dan menghambat pertumbuhan pasar mobil listrik di Thailand.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini