Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini mengungkapkan harga kereta tanpa rel atau Autonomous Rapid Rail Transit (ART) yang akan digunakan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Harga yang fantastis tersebut membuat publik membandingkannya dengan bus TransJakarta yang selama ini menjadi moda transportasi andalan di Jakarta.

Meski sama-sama beroperasi di jalan umum, ART dan TransJakarta adalah moda transportasi yang berbeda. ART merupakan kendaraan listrik berat yang mampu melaju tanpa rel khusus, sementara TransJakarta adalah bus gandeng yang menggunakan jalur khusus.

Harga ART yang dipatok pemerintah memang sangat mahal. Satu unit rangkaian ART dibanderol dengan harga Rp 70 miliar, jauh lebih mahal dibandingkan bus TransJakarta yang hanya berkisar antara Rp 1 miliar hingga Rp 5 miliar. Selisihnya bisa mencapai puluhan kali lipat!

Perbedaan harga yang signifikan ini disebabkan oleh perbedaan teknologi dan kapasitas. ART merupakan kendaraan yang sangat canggih dengan sistem propulsi listrik, sensor pintar, dan kemampuan navigasi otonom. Sedangkan TransJakarta adalah bus konvensional yang menggunakan mesin diesel atau listrik.

Selain itu, kapasitas penumpang ART juga lebih besar dibandingkan TransJakarta. ART dapat memuat hingga 200 orang sekaligus, sementara TransJakarta hanya mampu mengangkut 60-120 orang. Hal ini membuat ART lebih efisien dalam mengangkut penumpang dalam jumlah besar.

Dengan harga yang lebih mahal dan kapasitas yang lebih besar, ART diharapkan dapat menjadi solusi transportasi yang efektif di IKN. Moda transportasi ini diproyeksikan akan mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas masyarakat. Namun, pemerintah perlu memastikan bahwa harga ART yang fantastis tersebut tidak menjadi beban bagi masyarakat dan tidak menghambat perkembangan transportasi publik di IKN.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini