Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menggaungkan rencana peluncuran Bahan Bakar Minyak (BBM) rendah sulfur di Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah mengatasi polusi udara yang kian mengkhawatirkan.
Standar Global dan Kualitas BBM Indonesia
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, mengungkapkan bahwa kandungan sulfur dalam Pertalite dan Pertamax masih di atas 400 ppm. Sementara itu, standar sulfur global hanya berkisar pada 50 ppm. Perbedaan yang begitu mencolok ini menjadi alasan pentingnya menghadirkan BBM rendah sulfur di Indonesia.
Proses Produksi dan Ketersediaan
Meskipun BBM rendah sulfur berasal dari bahan dasar yang sama dengan Pertalite dan Pertamax, proses produksinya dilakukan berbeda. Modifikasi proses ini menghasilkan kandungan sulfur yang jauh lebih rendah.
Pemerintah belum mengumumkan nama resmi untuk BBM rendah sulfur ini. Namun, Kaimuddin menegaskan bahwa ketersediaannya di pom bensin masih belum dapat dipastikan.
Dukungan Pemerintah dan Penyaluran Tepat Sasaran
Untuk memuluskan peluncuran BBM rendah sulfur, pemerintah mengambil langkah menanggung kenaikan biaya produksi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan demikian, tidak akan ada kenaikan harga BBM subsidi.
Dalam penerapannya, BBM bersubsidi dengan kandungan rendah sulfur ini akan dibarengi dengan penyaluran tepat sasaran. Langkah ini dilakukan untuk memastikan subsidi pemerintah tersalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Kendaraan yang Terdampak
Menurut Kaimuddin, penerapan penyaluran BBM tepat sasaran berpotensi berdampak pada sekitar 7% dari total kendaraan di Indonesia. Kendaraan yang tidak lagi berhak menerima subsidi akan diarahkan untuk menggunakan jenis BBM non-subsidi.
Dampak pada Lingkungan dan Kesehatan
Penggunaan BBM rendah sulfur memiliki dampak positif yang signifikan bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Kandungan sulfur yang rendah dalam BBM akan mengurangi emisi gas buang kendaraan, sehingga berkontribusi pada perbaikan kualitas udara.
Studi menunjukkan bahwa paparan sulfur dioksida (SO2) dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti iritasi pernapasan, penyakit jantung, dan kerusakan otak. Dengan mengurangi emisi SO2, BBM rendah sulfur dapat membantu melindungi kesehatan masyarakat dari dampak buruk polusi udara.
Kesimpulan
Peluncuran BBM rendah sulfur merupakan langkah penting pemerintah dalam mengatasi polusi udara di Indonesia. Dukungan APBN dan penyaluran tepat sasaran menjadi kunci keberhasilan penerapan kebijakan ini. Dengan terwujudnya penggunaan BBM rendah sulfur secara luas, kualitas udara di Indonesia dapat meningkat dan kesehatan masyarakat dapat terjaga.