Pemerintah berencana membatasi pembelian Pertalite mulai 1 September 2024. Rencana ini menimbulkan pertanyaan apakah akan berdampak pada penjualan mobil di Indonesia.

Namun, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) tidak khawatir dengan rencana tersebut. Direktur Pemasaran PT ADM Sri Agung Handayani menyatakan bahwa pihaknya lebih fokus pada upaya mempermudah konsumen membeli kendaraan.

"Saat ini belum ada (ketakutan penjualan mobil turun). Kita lebih fokus ke bagaimana memberi kemudahan mereka, cara beli seperti skema kreditnya," ujar Agung.

Agung menilai pembatasan Pertalite hanya akan menimbulkan gejolak sementara. Menurutnya, masyarakat Indonesia akan segera beradaptasi dengan perubahan tersebut.

"Kita amati dulu, pasti akan ada perubahan seperti di tanggal 31 malam antrean panjang, itu saya rasa umum berlaku. Tapi biasanya orang Indonesia berlakunya 1-2 hari dan dia akan mengurangi pemakaian mereka dalam beberapa bulan setelah itu kembali lagi adaptasi terhadap biaya tersebut," tuturnya.

Kendati demikian, Agung tidak memungkiri bahwa rencana pembatasan Pertalite dapat mempengaruhi konsumen yang sangat bergantung pada BBM bersubsidi. Namun, ia meyakini bahwa hal ini tidak akan berdampak signifikan pada penjualan mobil secara keseluruhan.

"Memang ada segmen konsumen yang sangat bergantung pada Pertalite, tapi itu kecil sekali. Penjualan mobil kami masih sangat tergantung pada kelas menengah ke atas, yang tidak begitu terpengaruh oleh pembatasan Pertalite," jelas Agung.

Rencana pembatasan Pertalite merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM yang membebani APBN. Pemerintah berharap dengan membatasi pembelian Pertalite, konsumen akan beralih ke BBM non-subsidi yang harganya lebih mahal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini