Kembali maraknya aksi ugal-ugalan pengemudi angkutan umum menimbulkan perdebatan mengenai sikap pengendara motor. Apakah mereka harus mengalah atau bersikap tegas?
Ketua Bidang Road Safety and Motorsport Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Victor Assani, menekankan bahwa mengalah bukan berarti menyerah, melainkan langkah bijak untuk keselamatan diri dan orang lain.
Konfrontasi dengan pengemudi angkutan umum yang ugal-ugalan berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan. Keselamatan harus menjadi prioritas, bukan menegakkan hukum di jalan.
"Teknik mengemudi defensif sangat penting," ujar Victor. Pengendara motor harus waspada, menjaga jarak aman, dan mengantisipasi perilaku tidak terduga dari angkutan umum.
Alih-alih mengambil tindakan konfrontatif, pengendara motor dapat memberikan tanda peringatan dengan menggunakan klakson atau lampu. "Mengadang jalan atau menghalangi laju angkutan umum justru bisa memperburuk situasi," tegasnya.
Victor mengungkapkan bahwa kecelakaan yang melibatkan angkutan umum menyumbang sekitar 15% dari total kecelakaan di kota besar. Pelanggaran lalu lintas, seperti berhenti sembarangan dan menyalip tanpa memperhatikan kendaraan lain, menjadi penyebab utama.
Selain sikap pengendara motor, edukasi dan penegakan hukum terhadap pengemudi angkutan umum sangat penting. Pengemudi perlu memahami pentingnya keselamatan dan perilaku berkendara yang baik.
Sebagai pengguna jalan, baik pengendara motor maupun angkutan umum harus saling menghormati. Ciptakan lingkungan jalan yang aman dan nyaman bagi semua pihak dengan mengedepankan keselamatan.