Jakarta, Kabari.net – Industri otomotif di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) mengalami koreksi produksi signifikan pada semester pertama tahun 2024. Data ASEAN Automotive Federation mengungkapkan penurunan hingga 12,7 persen, menjadi 1,85 juta unit.
Thailand, sebagai produsen utama di ASEAN, masih mempertahankan dominasinya dengan kontribusi sebesar 41 persen atau 761.240 unit. Namun, negeri Gajah Putih ini turut mengalami penurunan produksi sebesar 17,4 persen.
Di sisi lain, Indonesia berada di bawah Thailand dengan produksi mencapai 561.772 unit atau 30 persen. Namun, serupa dengan Thailand, Indonesia juga mengalami penurunan produksi yang cukup tajam, yakni 20 persen.
Di tengah koreksi tersebut, Malaysia justru menunjukkan tren positif dengan peningkatan produksi sebesar 8,1 persen menjadi 392.052 unit. Kenaikan ini menjadikan Malaysia sebagai negara dengan pertumbuhan produksi otomotif tertinggi di ASEAN.
Penyebab koreksi produksi otomotif di ASEAN cukup beragam, salah satunya adalah perlambatan perekonomian global yang berimbas pada menurunnya permintaan. Selain itu, faktor internal seperti kendala pasokan bahan baku dan gangguan rantai pasokan juga menjadi faktor yang berkontribusi.
Dengan masih berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global, sulit untuk memprediksi kapan industri otomotif di ASEAN akan kembali pulih. Namun, para pelaku industri tetap optimis bahwa permintaan kendaraan akan kembali meningkat seiring dengan membaiknya situasi ekonomi.
"Industri otomotif sangat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi dan perkembangan teknologi. Meskipun saat ini sedang mengalami koreksi, kami yakin industri otomotif di ASEAN memiliki prospek yang cerah di masa depan," ujar seorang eksekutif perusahaan otomotif yang enggan disebutkan namanya.
Untuk menghadapi tantangan ke depan, para pemangku kepentingan di industri otomotif perlu bekerja sama untuk mendorong pertumbuhan. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan teknologi baru, peningkatan efisiensi produksi, dan investasi di bidang infrastruktur.
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mendukung industri otomotif, antara lain melalui pemberian insentif fiskal, pengembangan sumber daya manusia, dan penciptaan lingkungan bisnis yang kondusif. Dengan upaya bersama, industri otomotif di ASEAN dapat kembali bersinar dan berkontribusi pada perekonomian kawasan.