Penjualan sepeda motor di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) mengalami perlambatan pada semester pertama 2024. Menurut data ASEAN Automotive Federation, realisasi penjualan turun 3 persen secara tahunan menjadi 5.157.385 unit.
Meski masih menempati peringkat pertama, Indonesia juga mencatatkan penurunan sebesar 1,9 persen dari 3.201.930 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan penurunan penjualan di beberapa negara inti di ASEAN.
Salah satu kejutan terbesar datang dari Thailand, yang selama ini menjadi negara kedua terbesar dalam penjualan motor di ASEAN. Sepanjang Januari-Juni 2024, penjualan motor di Negri Gajah Putih turun tajam sebesar 10,4 persen menjadi 890.534 unit.
Kejatuhan Thailand membuka peluang bagi Filipina untuk mendekat. Filipina berhasil membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 1,1 persen menjadi 822.597 unit. Selisih penjualan antara kedua negara kini hanya tinggal sedikit.
Malaysia tetap bertahan di posisi keempat dengan penjualan 267.135 unit, turun 11 persen secara tahunan. Sementara Singapura mencatatkan kenaikan tipis sebesar 2,8 persen, dengan penjualan mencapai 6.125 unit.
"Perlambatan penjualan motor di ASEAN ini sangat mengkhawatirkan," kata pengamat otomotif Andi Wardoyo. "Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian di kawasan ini belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi."
Andi menambahkan, penurunan penjualan di Thailand patut menjadi perhatian. "Thailand selama ini menjadi pasar motor yang sangat penting di ASEAN. Penurunan ini bisa menjadi pertanda bahwa pasar motor di kawasan ini mulai jenuh."
Meski begitu, Indonesia masih menjadi penopang utama penjualan motor di ASEAN. Dengan kontribusi sebesar 61,4 persen, Indonesia menunjukkan kekuatan pasar otomotifnya yang besar.
"Indonesia masih memiliki potensi yang besar untuk pertumbuhan penjualan motor," kata Andi. "Namun, pemerintah dan pelaku industri perlu bekerja sama untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mendorong daya beli masyarakat."
