Polemik insentif mobil listrik dan hybrid kembali memanas. Persatuan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) dengan tegas menolak insentif mobil hybrid, sementara PT Toyota Astra Motor (TAM) justru mendukung semua teknologi hijau, termasuk hybrid.

Periklindo menilai mobil hybrid masih menggunakan bahan bakar fosil, sehingga tidak sejalan dengan semangat go green. Di sisi lain, Toyota memandang hybrid sebagai teknologi transisi yang baik untuk pasar otomotif Indonesia dan dapat mengurangi emisi.

Pernyataan Periklindo tersebut mendapat tanggapan dari Anton Jimmi Suwandi, Direktur Pemasaran PT TAM. Anton menegaskan bahwa Toyota tidak menolak teknologi apa pun yang mengarah pada pengurangan emisi, termasuk mobil listrik (EV).

"Kami justru mengendorse semua teknologi di dunia untuk mengurangi emisi. Tujuan kita kan sama untuk mengurangi emisi, karbon netral, saya rasa kita harus merangkul semua teknologi kalau kita ingin mencapai itu," ujar Anton.

Anton juga menekankan bahwa untuk mencapai target pengurangan emisi di Indonesia, tidak mungkin hanya mengandalkan kendaraan listrik 100%. Diperlukan kombinasi teknologi, termasuk EV, hybrid, plug-in hybrid, dan flexy fuel.

"Dengan adanya semua teknologi ini, emisi berkurang dan industri berkembang," katanya.

Sementara itu, Periklindo berargumen bahwa insentif mobil hybrid akan memperlambat transisi masyarakat ke mobil listrik. Sekertaris Jenderal Periklindo, Tenggono Chuandra Phoa, menyatakan bahwa pihaknya ingin peralihan ke mobil listrik berjalan lebih cepat.

"Kami menegaskan, kami tidak mendukung (insentif) mobil hybrid," tegas Tenggono.

Perbedaan pandangan ini menunjukkan kompleksitas tantangan dalam mencapai target pengurangan emisi di sektor transportasi. Apakah insentif mobil hybrid akan bermanfaat atau justru menghambat transisi ke mobil listrik menjadi perdebatan yang masih terus berlanjut.

Pemerintah sebagai pembuat kebijakan memiliki peran krusial dalam menentukan arah pengembangan teknologi kendaraan di Indonesia. Diperlukan studi dan pertimbangan yang matang untuk menemukan solusi terbaik yang sejalan dengan target pengurangan emisi dan kebutuhan pasar otomotif nasional.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini