Bagi para penggemar mobil, memelihara kendaraan klasik memiliki keistimewaan tersendiri. Namun, seiring perkembangan zaman, hadirnya mobil listrik sebagai solusi ramah lingkungan memunculkan pertanyaan tentang masa depan mobil klasik dan jiwa mesin yang dikandungnya.

Mamang Mawardi, pemilik bengkel spesialis Toyota Starlet Depok Auto Care, meyakini bahwa penggemar mobil bahan bakar minyak tidak akan pernah mati. Ia mengutip ungkapan senior mobil klasik, Hartawan Setjodiningrat, yang menyebut mobil klasik bukan sekadar kendaraan, melainkan "trafo berjalan".

"Suara mesin dan suara kaki itu irama tersendiri yang enak didengarkan. Bagi yang mencari itu, di mobil listrik jiwanya tidak akan dapat," ujar Mamang.

Namun, Mamang juga menyadari bahwa perkembangan teknologi tidak dapat dibendung dan manusia harus beradaptasi. Meski tidak menolak teknologi, ia menekankan pentingnya kesiapan ekosistem sebelum beralih sepenuhnya ke mobil listrik.

"Sekarang kalau kita bilang itu bukan kita menolak, tapi ekosistemnya bagaimana sudah siap atau belum," tambahnya.

Marius Pratiknjo, anggota Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI), juga memiliki pandangan tersendiri. Ia pernah mengonversi mobil klasik Citroen Mehari menjadi mobil listrik. Namun, seiring waktu, tren mengonversi mobil klasik ke listrik mulai meredup.

"Ternyata trennya tidak lari ke sana. Kami lebih mudah membeli saja. Itu di GIIAS banyak sekali mobil listrik baru yang murah-murah," kata Marius.

Menurutnya, secara ekonomi lebih menguntungkan membeli mobil listrik baru daripada mengonversi mobil klasik. Maraknya kehadiran mobil listrik dengan harga terjangkau juga menjadi faktor pergeseran tren ini.

Dengan demikian, masa depan mobil klasik masih menjadi perdebatan yang dinamis. Di satu sisi, ada penggemar yang tetap mempertahankan jiwa mesin dan suara khas dari mobil klasik. Di sisi lain, hadirnya mobil listrik menawarkan solusi modern yang semakin terjangkau.

Pada akhirnya, pilihan antara mobil klasik dan mobil listrik bergantung pada preferensi dan kebutuhan masing-masing individu. Namun, yang jelas, semangat dan kecintaan terhadap mobil akan terus berlanjut, terlepas dari jenis teknologinya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini