Aksi arogan pengemudi Mitsubishi Pajero Sport yang mengacungkan pistol menjadi sorotan publik. Kejadian ini kembali mengungkap masalah mendasar dalam berkendara di jalan raya Indonesia, yakni pengaruh desain mobil dan mentalitas pengemudi.

Pengaruh Desain Mobil

Desain mobil yang besar dan gagah seperti Pajero Sport memberikan kesan dominan dan kuat. Hal ini memengaruhi psikologi pengemudi, sehingga merasa lebih berani dan berkuasa di jalan raya.

Pengamat otomotif ITB Yannes Pasaribu menjelaskan bahwa desain ekspansif yang menonjolkan dimensi, visual, dan merek kendaraan menciptakan citra eksklusif dan perasaan berbeda dari yang lain. Oleh karena itu, pengemudi merasa lebih superior dan memiliki hak istimewa.

Mentalitas Pengemudi

Selain desain mobil, mentalitas pengemudi juga berperan penting dalam perilaku arogan di jalan raya. Pengemudi yang merasa lebih berkuasa cenderung menyalahgunakan kendaraannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, melanggar lalu lintas, memotong jalur, atau mengintimidasi pengemudi lain yang lebih kecil.

Sony Susmana, praktisi keselamatan berkendara dari SDCI, menyebutkan bahwa kendaraan yang tinggi, kuat, dan besar sering kali dimanfaatkan pengemudi untuk menunjukkan dominasi. Bahkan warna kendaraan pun berpengaruh, membuat pengemudi lain enggan mencari masalah.

Dampak Negatif

Arogansi di jalan raya memiliki dampak negatif yang meluas. Bagi pengemudi sendiri, perilaku ini dapat memicu konflik, kecelakaan, dan bahkan tindakan kriminal. Bagi pengguna jalan lain, arogansi menimbulkan rasa takut, tidak nyaman, dan bahkan mengancam keselamatan.

Selain itu, arogansi di jalan raya dapat merusak citra pengemudi dan institusi yang mereka wakili. Seperti dalam kasus Pajero Sport yang dikendarai staf BIN, tindakan arogan pengemudi tersebut mencederai nama baik lembaga intelijen negara.

Solusi

Untuk mengatasi masalah arogansi di jalan raya, dibutuhkan solusi komprehensif yang melibatkan berbagai pihak. Pertama, produsen mobil harus mempertimbangkan dampak psikologis dari desain kendaraan mereka.

Kedua, penegakan hukum harus diperketat untuk memberikan sanksi tegas bagi pengemudi yang melakukan tindakan arogan. Ketiga, diperlukan edukasi publik yang berkelanjutan untuk menanamkan nilai-nilai kesopanan dan keselamatan dalam berkendara.

Terakhir, kesadaran masyarakat harus ditingkatkan agar tidak mudah terintimidasi oleh pengemudi yang arogan. Dengan melaporkan setiap tindak arogansi, masyarakat dapat membantu menekan perilaku negatif tersebut dan menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman dan nyaman bagi semua.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini