Jakarta – Membeli mobil bekas memang menggiurkan karena harganya yang lebih ramah di kantong. Namun, calon pembeli perlu berhati-hati terhadap praktik tidak terpuji, yakni manipulasi odometer.

Menurut data Asosiasi Industri Pengelolaan Otomotif Indonesia (Asiop), sekitar 20% mobil bekas di Indonesia mengalami manipulasi odometer. Hal ini membuat pembeli terjebak pada harga yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Untuk menghindari kerugian, ada beberapa indikasi yang perlu dicermati. Pertama, lihatlah kondisi fisik mobil. Jika jarak tempuh pada odometer rendah, tetapi bagian interior seperti setir, pedal, dan jok terlihat aus, bisa jadi odometer telah diubah.

Kedua, periksa riwayat servis mobil. Jika jarak tempuh yang tercatat dalam riwayat servis lebih tinggi dari angka pada odometer, hal ini patut dicurigai.

Selain itu, calon pembeli juga bisa memanfaatkan layanan inspeksi mobil pihak ketiga. Layanan ini akan memberikan laporan terperinci mengenai kondisi mobil, termasuk pemeriksaan odometer.

Untuk membekali diri sebelum membeli mobil bekas, berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan:

  • Datanglah dengan mekanik tepercaya untuk memeriksa mobil.
  • Bawa pemindai OBD2 (On-Board Diagnostic) untuk mengecek data jarak tempuh pada ECU (Electronic Control Unit) mobil.
  • Carilah penyedia mobil bekas yang memiliki reputasi baik dan memberikan garansi.
  • Berhati-hatilah dengan mobil bekas yang ditawarkan dengan harga terlalu murah.

Dengan memperhatikan hal-hal ini, calon pembeli dapat meminimalisir risiko tertipu oleh manipulasi odometer. Membeli mobil bekas bisa menjadi pilihan yang hemat, tetapi jangan sampai merusak rencana keuangan Anda dengan membeli mobil yang bermasalah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini