Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui QR Code tidak akan berdampak pada daya beli ojek daring. Pembatasan ini bertujuan untuk menyalurkan BBM bersubsidi secara tepat sasaran.

"Tidak akan, tidak akan (mengganggu daya beli). Karena yang kena (pembatasan) saya, tetapi kalau ojek daring itu tidak kena," ujar Luhut.

Pemerintah berfokus pada penyaluran subsidi yang tepat sasaran demi memastikan BBM bersubsidi dinikmati oleh masyarakat yang berhak. Dengan diterapkannya pembatasan ini, BBM Pertalite tidak akan dapat dibeli oleh masyarakat yang tidak berhak memperoleh subsidi.

"Saya ulangi, tidak ada kenaikan harga. Yang ada adalah orang yang tidak berhak mendapat subsidi, ya jangan dikasih subsidi," tegas Luhut.

Untuk tahap pertama, pendaftaran program Subsidi Tepat bagi pengguna kendaraan roda empat telah dibuka di beberapa wilayah, antara lain Jawa, Madura, Bali, Kepri, NTT, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.

Penggunaan QR Code untuk membeli Pertalite bertujuan untuk mendata pengguna BBM Subsidi melalui pendaftaran di situs web www.subsiditepat.mypertamina.id. Dengan demikian, subsidi dapat disalurkan secara tepat sasaran dan meminimalisir kebocoran.

Pemerintah terus berupaya memastikan bahwa program pembatasan BBM melalui QR Code berjalan efektif dan tidak merugikan masyarakat yang berhak mendapatkan subsidi. Hal ini dilakukan untuk menciptakan sistem penyaluran BBM yang adil dan efisien.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini