Tesla, produsen mobil listrik terkemuka milik Elon Musk, telah lama menjadi sorotan terkait rencana investasinya di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, hingga kini, Tesla belum merealisasikan pembangunan pabrik mobil listrik di Indonesia. Berikut adalah alasan utama di balik keputusan tersebut.
Visi Energi Bersih yang Tidak Sejalan
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa salah satu alasan utama Tesla enggan membangun pabrik di Indonesia adalah karena visi energi bersih yang tidak sejalan. Tesla, sebagai produsen mobil listrik, memiliki komitmen kuat terhadap penggunaan energi bersih dan terbarukan. Sementara itu, industri di Indonesia masih banyak bergantung pada energi fosil seperti batu bara.
Perbandingan dengan Negara Lain
Rosan juga menyoroti bahwa negara-negara seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand lebih menarik bagi Tesla karena mereka telah lebih maju dalam penggunaan energi bersih di kawasan industri mereka. Di Vietnam, misalnya, lebih dari 62% kawasan industri sudah menggunakan energi bersih seperti tenaga surya, hidro, dan angin. Hal ini membuat negara-negara tersebut lebih sesuai dengan visi Tesla untuk menciptakan ekosistem industri yang ramah lingkungan.
Tantangan Infrastruktur Energi di Indonesia
Selain itu, Rosan menambahkan bahwa Indonesia masih tertinggal dalam hal infrastruktur energi hijau. Meskipun ada upaya untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat Tesla memilih untuk tidak berinvestasi di Indonesia saat ini.
Kesimpulan
Keputusan Tesla untuk tidak membangun pabrik mobil listrik di Indonesia didasarkan pada visi energi bersih yang tidak sejalan dengan kondisi industri di Indonesia saat ini. Negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara yang lebih maju dalam penggunaan energi bersih menjadi pilihan yang lebih menarik bagi Tesla. Untuk menarik investasi dari perusahaan seperti Tesla, Indonesia perlu mempercepat transisi menuju penggunaan energi terbarukan di sektor industrinya.
VIVA.co.id
detikOto