Mobil dengan teknologi hybrid memiliki dua sumber tenaga: mesin konvensional (Internal Combustion Engine/ICE) yang membutuhkan bahan bakar, dan motor listrik yang membutuhkan suplai arus listrik dari baterai berkapasitas besar. Jika baterai rusak, performa mesin hybrid akan kurang maksimal. Oleh karena itu, pemilik kendaraan perlu mengetahui ciri-ciri atau tanda-tanda gangguan pada baterai mobil hybrid sebelum terjadi kerusakan.
Berikut adalah beberapa cara mudah untuk mendeteksi baterai mobil hybrid yang rusak:
-
Perhatikan Sensor atau Monitor: Beberapa kendaraan hybrid sudah dilengkapi dengan sensor atau monitor yang memberitahu jika ada gangguan pada baterai. Mobil hybrid dan Electric Vehicle (EV) biasanya memiliki Electronic Control Unit (ECU) yang dilengkapi dengan battery monitoring system. ECU ini dapat memberikan informasi tentang kondisi baterai, seperti kepanasan, overheat, atau kapasitas baterai yang tersisa. Jika check engine menyala, pemilik dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan baterai mana yang harus diganti.
-
Periksa Kondisi Fisik Baterai: Baterai mobil hybrid biasanya terdiri dari kepingan yang disusun memanjang. Ketika mengalami kerusakan, biasanya akan menimpa kepingan yang berada di tengah. Sel baterai di tengah lebih cepat rusak karena lebih panas. Pemilik dapat memeriksa kondisi fisik baterai secara visual untuk melihat apakah ada kepingan yang rusak atau bengkak.
-
Jaga Suhu Baterai: Menjaga suhu baterai adalah kunci untuk memperpanjang usia baterai. Pastikan AC diatur ke paling dingin, karena baterai dapat pendingin dari AC. Dengan menjaga suhu baterai tetap sejuk, pemilik dapat mempertahankan lifetime baterai mobil listrik lebih lama.
Ingatlah bahwa deteksi dini gangguan pada baterai sangat penting untuk menjaga performa dan umur baterai mobil hybrid. Semoga informasi ini bermanfaat! 🚗💡
Cara Mudah Deteksi Baterai Mobil Hybrid yang Rusak – Kompas.com