Semua mobil listrik yang dipasarkan saat ini dibekali dengan unit kontrol elektrik (ECU) yang sangat pintar dan sensitif. ECU bertugas memastikan aliran tegangan tinggi pada baterai tidak berdampak terhadap pengguna dan melindungi baterai sebagai komponen utama serta sumber tenaga mobil agar tetap berfungsi optimal. Namun, bagaimana jika ECU tidak berfungsi dengan baik dan menyebabkan baterai rusak?

Pada mobil listrik murni, jika ECU tidak berfungsi, kendaraan akan mati total dan harus dilakukan pengecekan hingga pergantian baterai. Sedangkan pada mobil hybrid yang memiliki dua sumber tenaga (mesin pembakaran dalam dan motor listrik), kendaraan masih bisa berjalan, tetapi harus segera dibawa ke bengkel. Mekanisme putaran untuk mengisi baterai pada mobil hybrid tidak memiliki pemutus, sehingga meskipun baterai rusak, kendaraan masih dapat bergerak selama menggunakan mesin.

Khusus untuk mobil Toyota, waktu pergantian atau servis baterai mobil hybrid diperkirakan sekitar satu bulan. Namun, saat ini proses tersebut tidak bisa secepat itu karena baterai mirip suku cadang yang jarang mengalami kerusakan. Jika stok baterai ada, waktu servis bisa cukup dua hari saja. Harga baterai juga perlu diperiksa di katalog karena bisa berubah seiring waktu.

Untuk mengidentifikasi baterai mobil hybrid yang rusak, perhatikan sensor atau monitor yang disematkan pada mobil. Baterai biasanya terdiri dari kepingan yang disusun memanjang, dan kerusakan biasanya menimpa kepingan yang berada di tengah. Sel baterai di tengah lebih cepat rusak karena lebih panas. Menjaga suhu baterai adalah kunci untuk memperpanjang usia dan menjaga performanya.

Jadi, jika Anda memiliki mobil hybrid, pastikan untuk merawat baterainya dengan baik agar tetap berfungsi optimal dan tahan lama. 🚗💡

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini