Pada tanggal 11 Mei 2024, bus pariwisata PO Trans Putera Fajar yang mengangkut rombongan SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat. Setelah ditelusuri, ternyata bus tersebut sudah cukup tua, yakni berusia 18 tahun. Bus ini menggunakan sasis merek Hino dengan tipe AK1JRKA yang diproduksi pada tahun 2006. Artinya, pada tahun 2024 ini usia sasis tersebut adalah 18 tahun. Sasis Hino AK1JRKA adalah sasis tua yang saat ini sudah tidak diproduksi lagi. Mesinnya berkode J08C-F (Euro 1) dengan kapasitas 7.961 cc dan 6 silinder segaris. Mesin ini dapat menghasilkan tenaga maksimal 210 dk pada 2.900 rpm dan torsi puncak 554 Nm pada 1.500 rpm.
Meskipun bus ini sudah berusia 18 tahun, menurut peraturan Kementerian Perhubungan, bus pariwisata masih boleh dioperasikan sebagai angkutan penumpang. Batas usia bus antar kota adalah maksimal 25 tahun. Jadi, secara regulasi, bus pariwisata masih memenuhi syarat untuk dioperasikan, selama perawatan dan penggunaannya dilakukan dengan baik. Namun, dalam kasus bus pariwisata PO Trans Putera Fajar, kondisi bus yang tidak dirawat dengan baik menyebabkan kecelakaan. Bus ini mengalami rem blong dan terguling di Ciater, Subang, Jawa Barat, menewaskan 11 orang dan melukai banyak lainnya. Selain itu, bus ini juga telah dirombak bodinya menjadi super high deck (SHD) tanpa mempertimbangkan kemampuan sasis.
Kesimpulannya, meskipun bus pariwisata ini sudah berusia 18 tahun, penting untuk memastikan perawatan yang baik agar tetap aman dan layak dioperasikan. Kecelakaan yang terjadi pada bus ini menjadi peringatan bagi semua operator bus untuk mematuhi standar keselamatan dan menjaga kondisi armada dengan baik.