Wuling Motors telah memasarkan tiga mobil listrik di Indonesia, yakni Wuling Air EV, BinguoEV, dan Cloud EV. Namun, yang membedakan mobil listrik Wuling dengan kendaraan listrik pada umumnya adalah penggunaan soket charger tipe GB/T yang tidak lazim. Mengapa Wuling memilih standar ini? Mari kita bahas lebih lanjut.
Mengapa Soket GB/T?
Dian Asmahani, Sales & Marketing Director Wuling Motors, menjelaskan bahwa penggunaan soket GB/T mengikuti standar global platform Wuling. Meskipun umumnya port charger pengisian daya cepat di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) menggunakan konektor tipe CHAdeMo atau CCS2, Wuling memilih standar GB/T baik untuk tipe AC maupun DC charging.
Wuling tidak hanya berhenti di situ. Mereka berkomitmen untuk membangun fasilitas pengisian DC Charging sebanyak 100 titik yang eksklusif untuk mobil Wuling. Saat ini, sudah terpasang tujuh titik pengisian daya kendaraan listrik DC Charging, termasuk di rest area dan beberapa lokasi tol. Wuling juga menawarkan pengalaman pengisian daya cepat secara gratis hingga akhir bulan Juni 2024 tanpa perlu menggunakan aplikasi khusus.
Pengisian Daya di Rumah
Meskipun pengisian daya cepat menggunakan soket GB/T menjadi fokus, faktanya mayoritas pengguna mobil listrik Wuling mengisi daya ulang listriknya di rumah. Dian mengungkap bahwa 90% konsumen sebenarnya mengecasnya di rumah. Namun, Wuling tetap berkomitmen untuk memperluas infrastruktur pengisian publik agar tidak menjadi hambatan bagi konsumen yang ingin menggunakan GB charging.
Jadi, meski tak lazim, penggunaan soket GB/T oleh Wuling memiliki alasan yang kuat dan berkontribusi pada pengembangan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik di Indonesia.
Semoga informasi ini membantu! 😊