Bus pariwisata PO Trans Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat pada tanggal 11 Mei 2024 ternyata tidak hanya layak jalan, tapi juga sudah dimodifikasi bodinya secara ngawur. Bus ini dimodifikasi dengan bodi jenis SHD atau super high decker. Padahal sasis bus lansiran tahun 2006 tidak mendukung penggunaan bodi dek tinggi.
Awalnya, bus ini menggunakan bodi besutan karoseri Laksana tipe Discovery. Bodi tersebut bukanlah bodi bertipe dek tinggi, melainkan bodi biasa dengan kaca depan tunggal. Namun saat bus digunakan oleh PO Trans Putera Fajar dan mengalami insiden kecelakaan di Subang, bus itu sudah dimodifikasi bodinya menggunakan bodi SHD yang terinspirasi dari bodi SHD buatan karoseri Adiputro. Bus ini tampak lebih tinggi dan menggunakan kaca depan ganda. Di bodi samping terdapat tulisan "New Super High Deck 3+".
Sebagai informasi, bus tersebut awalnya dimiliki oleh PO SAN. Direktur Utama PT SAN Putra Sejahtera, Kurnia Lesani Adnan, mengatakan bahwa bodi bus dirombak setelah PO SAN menjual bus itu ke PT Jaya Guna Hage pada tahun 2022. Namun, perubahan bodi di bus ini sangat ngawur karena tidak memperhitungkan body rolling yang akan terjadi. Sasis bus PO Trans Putera Fajar menggunakan sasis Hino AK1JRKA yang masih menggunakan per daun, sehingga tidak cocok untuk menggunakan bodi SHD yang tinggi. Perombakan bodi yang dilakukan pada bus ini bertentangan dengan regulasi dan kenyamanan kendaraan saat beroperasi, terutama dari sisi keselamatannya .
Semoga informasi ini bermanfaat! 😊