Meski dolar terus meroket, Suzuki belum berencana mengerek harga motor di Indonesia. Padahal, ada banyak produk roda dua mereka yang berstatus impor, mulai dari Suzuki Avenis, Burgman Street, Gixxer 250, dan V-Strom 250[1]. Teuku Agha selaku Sales and Marketing Department Head 2W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menjelaskan bahwa hingga kini, mereka masih dalam tahap "wait and see". Kenaikan nilai tukar dolar sifatnya masih fluktuatif dan tak pasti. Meskipun begitu, Agha tak menampik kemungkinan motor yang dijualnya akan mengalami kenaikan harga di kemudian hari. Naiknya nilai tukar dolar akan sangat berpengaruh terhadap produk-produk impor. Harga unit motor CBU (completely built up) otomatis akan terdampak akibat naiknya nilai tukar dolar. Jika unit diproduksi lokal, tergantung pada bahan bakunya, apakah ada yang impor atau tidak[2].

Suzuki telah menyiapkan strategi khusus agar konsumen tetap merasa puas jika memang harus menaikkan harga jual motornya di Indonesia. Salah satunya adalah dengan menghadirkan layanan aftersales atau purnajual ekstra. Antisipasi Suzuki terhadap situasi ini termasuk meningkatkan pelayanan terhadap kepuasan konsumen di showroom-showroom utama mereka, seperti pekan free checkup dan free oli untuk konsumen loyal yang menerima undangan[1].

Sebagai catatan, meroketnya nilai tukar dolar AS dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) AS yang naik bulan lalu hingga hubungan Israel-Iran yang memanas sejak 1-2 pekan terakhir[1]. Meskipun Suzuki belum melakukan revisi harga, situasi ini tetap perlu diawasi karena fluktuasi nilai tukar dapat berdampak pada harga kendaraan di pasar Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini