!Moeldoko
Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) sekaligus Ketua Umum Persatuan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, kembali memberikan saran terkait penjualan motor listrik di Tanah Air. Meskipun sudah banyak tunggangan nonemisi yang mendapat insentif dari pemerintah, penjualan motor listrik di Indonesia belum mencapai angka yang diharapkan. Populasi kendaraan listrik baru mencapai sekitar 75 ribu unit hingga awal tahun ini[1].
Menurut Moeldoko, produsen memiliki peran penting dalam meningkatkan minat konsumen membeli motor listrik. Kendaraan listrik harus memenuhi kebutuhan konsumen dengan mobilitas tinggi. Oleh karena itu, agar motor listrik laku, kendaraan tersebut sebaiknya memiliki jarak tempuh hingga 100 km lebih dengan waktu pengecasan tidak lebih dari satu jam. Dengan spesifikasi seperti itu, motor listrik pasti akan diminati oleh pembeli[1].
Namun, tantangan utama ada pada produsen. Harga motor listrik masih belum cukup terjangkau dan jarak tempuhnya masih terbatas. Moeldoko berpendapat bahwa jika produsen mampu menghadirkan motor listrik dengan jarak tempuh yang memadai dan waktu pengisian daya yang cepat, minat konsumen akan meningkat. Pemerintah juga telah berusaha meningkatkan minat konsumen melalui aturan dan regulasi yang mendukung kendaraan listrik, sehingga kini giliran produsen untuk berinovasi dan memenuhi kebutuhan pasar[1].
Jadi, untuk mempercepat adopsi motor listrik, produsen perlu fokus pada pengembangan teknologi baterai yang lebih baik dan harga yang lebih terjangkau. Dengan demikian, kita dapat mencapai visi mobilitas berkelanjutan dengan motor listrik yang ramah lingkungan dan efisien[1].
Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu Anda memahami tantangan dan potensi motor listrik di Indonesia! 🚀