Dalam situasi darurat, seperti saat ban bocor di tengah perjalanan jauh, pengemudi sering kali dihadapkan pada dilema apakah boleh menggunakan ban serep untuk melanjutkan perjalanan. Pertanyaan ini menjadi sangat relevan, terutama saat musim mudik atau perjalanan panjang lainnya.
Ban Serep: Temporary vs Non-Temporary
Ban serep yang tersedia di pasaran umumnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu temporary dan non-temporary. Kedua jenis ban serep ini memiliki perbedaan signifikan yang mempengaruhi durasi dan keamanan penggunaannya.
Ban Serep Non-Temporary
Ban serep jenis non-temporary sering kali disediakan untuk mobil-mobil SUV, seperti Pajero. Ban ini memiliki spesifikasi yang sama dengan ban utama dan dapat digunakan sebagai pengganti ban utama tanpa khawatir. Penggunaan ban serep jenis ini relatif aman untuk durasi yang cukup lama, sehingga cocok untuk situasi darurat saat perjalanan jauh.
Ban Serep Temporary
Sebaliknya, ban serep jenis temporary memiliki konstruksi yang berbeda dengan ban utama. Ciri khasnya adalah pelek model kaleng dan ukuran yang lebih tipis. Ban jenis ini umumnya disediakan untuk mobil LMPV dan tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam waktu yang lama. Penggunaan ban serep temporary sebaiknya hanya sampai menemukan bengkel terdekat untuk memperbaiki atau mengganti ban utama.
Rekomendasi Penggunaan Ban Serep
Menurut Noval Al-Hudah, Mekanik Senior Mitsubishi Prabu Pendawa Motor, penggunaan ban serep harus disesuaikan dengan jenisnya. Untuk ban serep temporary, sebaiknya hanya digunakan hingga menemukan bengkel terdekat dan tidak melebihi kecepatan 80 kpj. Sedangkan untuk ban non-temporary, penggunaannya lebih fleksibel dan dapat diandalkan hingga tiba di tujuan.
Kesimpulan
Dalam situasi darurat saat perjalanan jauh, penggunaan ban serep boleh dilakukan asalkan memperhatikan jenis dan batasan penggunaannya. Pastikan untuk selalu memeriksa kondisi ban serep sebelum berangkat dan menggantinya kembali dengan ban utama secepat mungkin setelah menemukan bengkel.
