Penggunaan roof box saat mudik telah menjadi pilihan populer bagi banyak pemudik yang ingin membawa lebih banyak barang tanpa mengganggu kenyamanan penumpang di dalam kabin. Namun, keputusan untuk memasang roof box di atap mobil tidaklah tanpa konsekuensi.
Keamanan dan Keseimbangan Kendaraan
Pertama-tama, keamanan menjadi pertimbangan utama. Roof box harus dipasang dengan benar pada roof rack yang dirancang khusus untuk itu. Pemasangan yang tidak tepat dapat menyebabkan barang bawaan berhamburan di jalan, yang berpotensi menyebabkan kecelakaan. Selain itu, penggunaan roof box juga mempengaruhi keseimbangan kendaraan karena perubahan pusat gravitasi, yang dapat mempengaruhi handling mobil.
Batas Kecepatan dan Posisi Berkendara
Menurut Sony Susmana, Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), penggunaan roof box membatasi kecepatan berkendara menjadi hanya 60 kpj dan mengharuskan pengemudi berada di lajur kiri. Ini karena roof box menjadi penahan angin dan jika mobil terlalu kencang akan goyang karena dipaksa ‘membelah angin’.
Batasan Berat
Ada juga batasan berat maksimal yang disarankan untuk barang bawaan di roof box, yaitu 50 kg. Melebihi batas ini dapat mengganggu pengendalian mobil dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Konsumsi Bahan Bakar
Membawa barang bawaan di atap juga berdampak pada konsumsi bahan bakar. Beban tambahan dari roof box dan barang bawaan membuat mobil lebih boros karena harus bekerja lebih keras.
Kesimpulan
Dengan demikian, penting bagi pemudik untuk mempertimbangkan konsekuensi dari penggunaan roof box saat mudik. Pastikan pemasangan dilakukan dengan benar, patuhi batasan berat dan kecepatan, serta siapkan diri untuk konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam berkendara.