Di tengah gegap gempita tren klakson telolet yang sempat viral, kita dikejutkan dengan berita duka. Sebuah insiden tragis terjadi di Pelabuhan Merak, Banten, di mana seorang bocah berusia lima tahun menjadi korban jiwa karena fenomena ini. Bocah tersebut tewas tertabrak bus saat berusaha mendapatkan suara klakson ‘telolet’ yang ia dambakan.
Kecelakaan ini bukan hanya menyisakan duka bagi keluarga korban, tapi juga menjadi alarm bagi kita semua akan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh tren yang tampaknya tidak berbahaya ini. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah mengambil langkah cepat dengan mengeluarkan imbauan kepada seluruh operator bus untuk menghentikan penggunaan klakson telolet.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menegaskan bahwa penggunaan klakson telolet dapat mengganggu konsentrasi pengemudi serta menyebabkan kehabisan pasokan udara yang berdampak pada fungsi rem kendaraan. Aturan penggunaan klakson yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 harus dipatuhi untuk menjaga keselamatan bersama.
Peristiwa ini juga mengingatkan kita pada pentingnya edukasi keselamatan bagi anak-anak. Mereka harus diajarkan untuk tidak bermain atau mencari hiburan di jalan raya yang penuh risiko. Para orang tua memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman ini kepada anak-anak mereka.
Mari kita ambil pelajaran dari tragedi ini dan bersama-sama mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi semua pengguna jalan.