Dalam dunia transportasi yang sering kali diwarnai dengan kerjasama antar perusahaan, terkadang muncul perselisihan yang berujung pada konflik hukum. Salah satu kasus yang belakangan ini menarik perhatian adalah perseteruan antara PO Sembodo dengan Rian Mahendra, bos dari PO MTI. Kasus ini bermula dari dugaan penipuan yang dilakukan oleh Rian Mahendra terhadap PO Sembodo, yang berujung pada kerugian finansial yang tidak sedikit.
Kasus ini telah bergulir cukup lama di ranah hukum, dan banyak pihak yang bertanya-tanya, apakah ada kemungkinan kedua belah pihak akan menemukan jalan damai? Namun, dari informasi terbaru yang dihimpun, tampaknya PO Sembodo masih kukuh pada pendiriannya untuk tidak membuka pintu damai dengan Rian Mahendra. Hal ini ditegaskan oleh Kuasa Hukum PO Sembodo, Khairul Imam, yang menyatakan bahwa pihaknya ingin kasus ini diusut tuntas oleh pihak berwajib.
Dari sisi lain, Rian Mahendra juga tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda akan mengalah. Meskipun belum memenuhi panggilan polisi, Rian menegaskan bahwa ia tidak gentar menghadapi proses hukum yang sedang berlangsung. Bahkan, ia telah menyiapkan langkah hukum untuk melaporkan balik PO Sembodo atas dugaan pencemaran nama baik.
Konflik ini tidak hanya melibatkan aspek hukum semata, tetapi juga emosi dan kekecewaan yang mendalam dari kedua belah pihak. Olive Jozsef, Komisaris PO Sembodo, mengungkapkan rasa sakit hati setelah mendapat serangan bertubi-tubi dari pendukung Rian Mahendra. Serangan tersebut tidak hanya bersifat bisnis, tetapi juga personal dan kasar.
Dengan situasi yang semakin memanas dan kedua belah pihak yang semakin keras kepala, pertanyaan tentang kemungkinan damai semakin sulit untuk dijawab. Apakah kedua belah pihak akan tetap pada pendirian mereka masing-masing? Atau akankah ada titik temu yang bisa membawa kedamaian? Hanya waktu yang akan menjawab.