Kecelakaan tragis baru-baru ini di Banten, yang menewaskan seorang bocah berusia lima tahun setelah mengejar bus yang membunyikan klakson telolet, telah menyoroti sisi gelap dari fenomena viral ini. Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan, menyampaikan duka cita mendalam atas kejadian tersebut dan mengungkapkan keprihatinan atas tren yang semakin mengkhawatirkan ini.
Kronologi Peristiwa
Pada hari Minggu, di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, seorang anak berusia lima tahun meninggal dunia setelah terserempet dan terlindas oleh bus yang sedang ia kejar. Menurut laporan, anak tersebut mengejar bus dari samping kiri dan berusaha mengetuk pintu saat bus berbelok, yang berakhir dengan kecelakaan fatal.
Tanggapan IPOMI
IPOMI menekankan bahwa fenomena klakson telolet telah menjadi euforia yang membahayakan keselamatan, terutama anak-anak yang seringkali mengabaikan aspek keselamatan saat mengejar suara klakson tersebut. Sani, dari IPOMI, menyatakan bahwa banyak anak-anak menunggu bus di daerah berbahaya, termasuk jalan tol, dan mengikuti bus dengan sepeda motor sambil merekam dan berjoget.
Pengawasan dan Regulasi
Sani juga menyoroti kurangnya pengawasan dan tindakan tegas dari pihak berwenang terhadap penggunaan klakson yang tidak memenuhi standar emisi suara. Beliau menyerukan kepada pemerintah untuk hadir dalam bentuk edukasi dan pengawasan yang lebih baik, tidak hanya kepada pihak kendaraan tetapi juga kepada masyarakat umum.
Sejarah Klakson Telolet
Klakson telolet, yang suaranya mirip dengan kata "telolet", sebenarnya berasal dari Timur Tengah dan digunakan untuk mengusir unta atau hewan lain yang sering berada di jalanan. Suara ini kemudian dibawa ke Indonesia dan menjadi populer di kalangan penggemar bus.
Kesimpulan
Peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya kesadaran dan tanggung jawab bersama dalam menjaga keselamatan, terutama di jalan raya. Fenomena klakson telolet, meskipun menyenangkan bagi sebagian orang, harus ditangani dengan bijak untuk mencegah kecelakaan lebih lanjut. Kita berharap tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih mengutamakan keselamatan daripada euforia sesaat.