Pasar kendaraan komersial Indonesia mengalami dinamika signifikan dengan kedatangan truk impor asal China yang membanjiri sektor pertambangan nikel di Maluku dan Sulawesi. Mitsubishi Fuso, yang selama ini dikenal sebagai pemimpin pasar di segmen kendaraan komersial, memberikan tanggapan terkait fenomena ini.
Menurut Aji Jaya, Direktur Penjualan & Pemasaran PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, meskipun kehadiran truk impor menambah persaingan, mereka yakin konsumen akan mempertimbangkan berbagai aspek sebelum melakukan pembelian. Aji juga mengungkapkan bahwa penurunan permintaan pasar kendaraan niaga dibandingkan tahun 2022 salah satunya disebabkan oleh tahun politik yang membuat beberapa pebisnis berhati-hati dalam berinvestasi.
Sementara itu, penjualan kendaraan komersial nasional turun 9% dari tahun sebelumnya, dengan Mitsubishi Fuso menguasai 33.283 unit dari total volume pasar. Model Canter mendominasi kelas light duty truck dengan pangsa pasar 53%, sedangkan Fighter X menunjukkan pertumbuhan positif di kelas medium duty truck dengan pangsa pasar 18%.
Di sisi lain, Motor Sights International (MSI), distributor truk Shacman asal China, melaporkan penjualan lebih dari 6.000 unit di Indonesia sejak 2016, dengan 95% digunakan di tambang Morowali dan Halmahera. Situs global Shacman bahkan menyebut proyek nikel di Indonesia sebagai keberhasilan mereka di kawasan Asia Pasifik.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menanggapi situasi ini dengan menekankan pentingnya dorongan bagi industri dalam negeri untuk menyiapkan produk yang memenuhi spesifikasi industri tambang, termasuk pembuatan assembly line di Indonesia.
Dengan kondisi pasar yang berubah dan tantangan baru yang muncul, Mitsubishi Fuso dan pemangku kepentingan industri kendaraan komersial lainnya di Indonesia mungkin perlu menyesuaikan strategi untuk mempertahankan posisi mereka di pasar yang semakin kompetitif ini.