Motor listrik merupakan salah satu solusi untuk mengurangi polusi udara dan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh kendaraan bermotor. Namun, salah satu tantangan yang dihadapi oleh pengguna motor listrik adalah masalah baterai, baik dari segi kapasitas, daya tahan, maupun cara pengisian ulang.
Di Indonesia, motor listrik yang beredar umumnya menggunakan dua jenis baterai, yaitu baterai swap dan baterai charging. Baterai swap adalah baterai yang dapat ditukar dengan baterai yang sudah terisi penuh di stasiun-stasiun khusus yang disediakan oleh produsen motor listrik. Baterai charging adalah baterai yang harus diisi ulang dengan menggunakan colokan listrik di rumah atau tempat umum.
Salah satu produsen motor listrik lokal yang telah meluncurkan produk-produknya di Indonesia adalah ALVA. ALVA menawarkan motor listrik dengan desain yang modern, fitur yang canggih, dan harga yang terjangkau. ALVA juga memiliki visi untuk menjadi pelopor dalam industri kendaraan listrik ramah lingkungan di Indonesia.
Namun, yang menarik dari ALVA adalah pilihan baterainya. Di tengah banyaknya motor listrik baterai swap, ALVA tetap memilih baterai charging untuk produk-produknya. Hal ini disampaikan oleh Putu Yudha, Chief Marketing Officer ALVA, saat menyinggung jenis baterai motor listrik yang cocok digunakan konsumen di Indonesia .
"Untuk retail atau end user paling cocok pakai baterai jenis charging," kata Yudha. Menurutnya, teknologi baterai mengalami perkembangan yang cukup pesat dan cepat. Setidaknya Yudha menilai dalam kurun waktu 5 tahun baterai sudah bisa berubah seiring perkembangan teknologi.
"Perkembangan teknologi baterai yang baru tetap bisa dipasang menyesuaikan dengan motor listrik ALVA yang ada sekarang tanpa perlu banyak ubahan," beber Yudha. "Misal kapasitas baterai lebih besar dengan ukuran lebih kecil, dock terminalnya bisa tetap disamakan untuk bisa dipasang ke ALVA Cervo plus ada sisa ruang tambahan untuk penyimpanan," contohnya.
Lain halnya dengan jenis baterai swap yang saat ini pihak ALVA belum tertarik mengarah ke sana. "Di lapangan masih ada sejumlah masalah dalam fasilitas baterai swap," ungkap Yudha. Sebagai gambaran, idealnya satu motor listrik setidaknya perlu tiga baterai, dimana satu untuk dipakai, satu selama proses charging, dan satu siap untuk digunakan. Namun dalam kondisi tertentu masih ada baterai yang tidak siap digunakan, atau ketersediaan baterai di fasilitas swap kurang memadai.
"Baterai charging bisa digunakan oleh pemilik motor listrik lebih fleksibel karena kepemilikan sendiri," ujar Yudha. Selain itu, baterai charging juga lebih mudah diisi ulang di mana saja, asalkan ada sumber listrik yang tersedia. Baterai charging juga lebih hemat biaya, karena tidak perlu membayar biaya sewa atau langganan baterai swap.
Salah satu produk unggulan ALVA yang menggunakan baterai charging adalah ALVA Cervo, motor listrik yang dirancang khusus untuk kebutuhan logistik dan delivery. ALVA Cervo memiliki kapasitas baterai yang besar, yaitu 3 kWh, yang dapat menempuh jarak hingga 150 km dengan sekali pengisian. ALVA Cervo juga memiliki ruang penyimpanan yang luas, yang dapat menampung dua baterai sekaligus, sehingga dapat meningkatkan jangkauan dan produktivitas pengemudi.
ALVA Cervo juga dilengkapi dengan fitur-fitur canggih, seperti GPS tracking, smart lock, anti-theft alarm, dan digital dashboard. ALVA Cervo juga memiliki desain yang ergonomis, ringan, dan mudah dikendarai. ALVA Cervo telah diluncurkan secara resmi di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, dan mendapatkan penghargaan sebagai launching motor listrik terfavorit di ajang tersebut.
ALVA Cervo merupakan salah satu bukti bahwa baterai charging masih memiliki banyak keunggulan dan potensi untuk motor listrik di Indonesia. Dengan baterai charging, pengguna motor listrik dapat menikmati kenyamanan, keamanan, dan kemandirian dalam berkendara. ALVA berharap bahwa dengan produk-produknya, dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat Indonesia.